Kini Vanessa sering terbang bolak-balik antara Jakarta dan Bali setiap bulannya. Saat dirinya tidak memiliki jadwal syuting, Vanessa memutuskan untuk berlibur ke Bali, karena ia merasa bahwa di pulau itu lah ia merasakan ketenangan dan kedamaian bersama teman-temannya. Hal itu menjadi rutinitas baginya setiap bulan.
Perjalanan ke Bali telah menjadi semacam pelarian dan penghiburan bagi Vanessa. Di sana, ia dapat melupakan kesibukan dan tekanan dari dunia pekerjaannya sebagai artis, serta melupakan perasaan sedih yang datang akibat perpisahan dengan Didi. Di pulau itu, ia menemukan kembali kebahagiaan dan semangat hidupnya, terutama saat berkumpul dengan teman-teman terdekatnya.
Setiap kali tiba di Bali, Vanessa langsung merasa dikelilingi oleh suasana yang menyenangkan. Mereka bersama-sama menjelajahi tempat-tempat indah, menikmati pantai dan pemandangan alam yang memukau, serta menikmati kebersamaan yang tulus di antara sahabat-sahabatnya.
Saat bersama teman-temannya, Vanessa dapat menikmati setiap momen dengan sepenuh hati. Mereka berbagi tawa, cerita, dan kenangan bersama, menciptakan kenangan yang tak terlupakan.
Dengan rutinitas ini, Vanessa merasa bahwa ia telah menemukan cara untuk menyeimbangkan hidupnya antara tuntutan pekerjaan dan waktu untuk diri sendiri. Berada di Bali memberinya waktu untuk merenung, bersantai, dan melepaskan beban pikiran.
Kehadiran teman-temannya di sana juga memberikan dukungan dan kasih sayang yang tak ternilai. Mereka saling mendukung dan menguatkan satu sama lain dalam setiap fase kehidupan, termasuk ketika Vanessa masih mencoba untuk sembuh dari luka hati. Dalam perjalanan ini, Vanessa merasa beruntung dan bersyukur atas sahabat-sahabatnya yang selalu ada untuknya.
Dengan setiap perjalanan ke Bali, Vanessa semakin menemukan arti penting dari kehidupan. Ia belajar untuk hidup dengan lebih sadar dan menghargai setiap momen berharga bersama orang-orang terkasih.
Meskipun Vanessa menghabiskan uangnya untuk sekedar berlibur satu atau dua hari di Bali, ia tak mempermasalahkan hal itu. Bagi Vanessa, yang terpenting adalah bahwa ia tidak merasa kesepian dan hatinya merasa tenang.
Bagi Vanessa, menghabiskan waktu di Bali bersama teman-temannya adalah investasi berharga untuk kesehatan mental dan emosionalnya. Biaya yang dikeluarkan untuk perjalanan itu seakan menjadi hal yang tidak begitu penting dibandingkan dengan manfaat yang ia dapatkan.
Meskipun ia harus mengeluarkan uang untuk perjalanan tersebut, Vanessa menyadari bahwa pengalaman dan kenangan yang ia dapatkan jauh lebih berharga daripada materi.
Dengan perjalanan rutin ke Bali, Vanessa merasa hidupnya semakin berwarna dan bermakna. Ia menyadari bahwa hidup bukan hanya tentang kesibukan dan tuntutan pekerjaan semata, tetapi juga tentang menjaga keseimbangan antara kehidupan sosial dan kesehatan mental.
Namun, di sisi lain, akibat rutinitasnya ke Bali, semakin banyak uang Vanessa yang terkuras. Rasa frustasinya membuat keadaan karir dan pekerjaannya menjadi kacau.
Vanessa merasa seperti uangnya hanya mengalir begitu saja untuk kesenangannya di Bali, tanpa memedulikan konsekuensi finansialnya. Baginya, yang terpenting adalah ia tidak merasakan sakit hati dan kesepian, sehingga ia merasa bahwa pengeluaran itu sebanding dengan kebahagiaannya.
Namun, akibat keputusannya yang sembrono dalam menghabiskan uang, Vanessa mulai merasakan dampak negatif pada karirnya sebagai artis. Biaya perjalanan ke Bali yang dilakukannya secara rutin menyebabkan keuangan pribadinya menjadi tidak stabil. Ia semakin kesulitan mengelola pengeluaran dan pendapatan, sehingga mengalami kesulitan dalam menjaga stabilitas finansialnya.
Dampaknya juga mulai terasa dalam pekerjaannya sebagai artis. Vanessa yang sebelumnya memiliki posisi yang cukup baik, kini mengalami penurunan dalam popularitasnya. Ketidakkonsistenan dalam bekerja dan fokus yang terpecah akibat seringnya berlibur ke Bali membuatnya kurang produktif dan tidak bisa memberikan performa terbaiknya dalam karirnya.
Kehilangan arah dalam pekerjaannya membuat Vanessa semakin merasa frustasi. Ia menyadari bahwa keputusannya untuk terlalu sering berlibur telah membuatnya kehilangan fokus dan semangat dalam mengejar karirnya. Rasa penyesalan pun mulai menghantui dirinya karena ia menyadari bahwa ia telah mengorbankan kesempatan dan potensi yang bisa dia capai dalam dunia hiburan.
Saat itu, di keheningan malam, Vanessa merenungi tindakannya yang sembrono dalam menghabiskan uang. Rasa menyesal dan bersalah semakin menghantuinya karena akibat keputusannya, kini uangnya habis dan popularitasnya menurun drastis. Ia merasa bingung dan tidak tahu apa yang harus dilakukan untuk mengatasi masalah ini.
Lamunannya semakin larut, hingga ia merasa semakin putus asa dan frustasi. Dalam keadaan bingung, Vanessa segera meraih ponselnya dan mencari salah satu nomor di kontaknya.