Blue Skye

Dinda Destiani
Chapter #16

Chapter 16

Pagi tiba, dan Vanessa bangun dengan pikiran yang kacau. Ia tahu bahwa ia harus membuat keputusan yang tepat, tapi hatinya masih terbelah di antara dua pilihan yang berlawanan.


Ia duduk sendiri, merenung dalam keheningan. Pikirannya terus berputar-putar mencari jalan keluar dari dilema yang sedang dihadapinya. Di satu sisi, ia merasa takut dan bersalah atas pekerjaannya yang berbahaya, namun di sisi lain, ia merasa tertarik oleh kesempatan untuk menghabiskan uang yang ia peroleh dengan pergi ke Bali lagi.


Hingga akhirnya, dengan perasaan bingung dan tertekan, ia memutuskan untuk terbang ke Bali lagi hari ini. Dalam benaknya, mungkin dengan melepaskan beban pikirannya dan menikmati waktu di Bali, ia bisa menenangkan diri dan mencari kejernihan pikiran.


Meskipun pada dasarnya ia tahu bahwa ini bukanlah solusi jangka panjang, namun saat ini ia merasa kebutuhan untuk melepaskan diri dari tekanan dan masalah yang ada. Ia mengabaikan akibat-akibat dari keputusan impulsifnya ini dan hanya fokus pada keinginan untuk merasa lebih baik sejenak.


Tanpa banyak berpikir lagi, Vanessa bergegas menyiapkan diri dan penerbangan ke Bali. Ia ingin mencari sedikit kelegaan di tengah kekacauan pikirannya.


Namun, di dalam hati kecilnya, ada perasaan cemas yang menghantui. Ia tahu bahwa ini hanya pelarian sementara dan masalah sebenarnya tidak akan hilang begitu saja. Namun, saat ini ia memilih untuk melupakan segala pertimbangan itu dan menikmati momen yang ada.


Dengan hati yang masih terombang-ambing antara keputusan yang bijaksana dan hasrat yang impulsif, Vanessa melangkah maju. Ia berharap bahwa di tengah indahnya Bali, ia akan menemukan ketenangan dan kedamaian, dan mungkin, sedikit pengertian tentang apa yang sebenarnya ia cari dalam hidupnya.


Akhirnya, Vanessa sampai di Bali setelah beberapa waktu terbang. Ia merasa lega dan bersemangat untuk menghabiskan waktu bersama teman-temannya di pulau yang indah ini. Merasa seperti kembali pada akar-akarnya, Bali memberikan perasaan ketenangan dan kehangatan yang selalu ia cari.


Selama berada di Bali, Vanessa menikmati setiap momen dengan teman-temannya. Mereka berjalan-jalan di pantai, menikmati matahari terbenam yang memukau, bermain di air laut yang jernih, dan tertawa bersama. Vanessa merasa bahwa ini adalah solusi yang tepat untuk menghilangkan sisa-sisa beban di pikirannya.


Di tengah kebahagiaan dan keceriaan, Vanessa melupakan masalah-masalahnya untuk sementara waktu. Ia fokus pada momen-momen indah yang ia alami bersama teman-temannya dan menikmati setiap detiknya. Mereka juga bercerita, berbagi, dan saling mendukung satu sama lain, menciptakan ikatan yang lebih kuat di antara mereka.


Bali memberikan atmosfer yang begitu berbeda daripada Jakarta. Di sini, Vanessa merasa lebih dekat dengan dirinya sendiri dan alam. Keheningan dan keindahan alam pulau ini membantu meredakan kegelisahan dalam pikirannya. Ia merasa tenang dan lebih berdamai dengan dirinya sendiri.


Saat malam tiba, Vanessa dan teman-temannya berkumpul di villa tempat mereka menginap. Mereka mengatur pesta kecil untuk merayakan persahabatan dan momen-momen indah yang mereka alami bersama. Tawa, lagu, dan tarian mengisi udara, menciptakan momen kebahagiaan yang tak terlupakan.


Di malam hari, saat bersantai di tepi kolam renang, Vanessa menatap langit yang penuh bintang. Ia merenung dan berpikir tentang hidupnya, kesalahan-kesalahan yang pernah ia buat, dan masa depan yang ingin ia capai. Di antara gemerlap bintang, ia merasa ada harapan dan kekuatan untuk memperbaiki dirinya.


Pulang dari Bali, Vanessa merasa seperti mendapatkan pencerahan baru dalam hidupnya. Ia siap menghadapi masa depan dengan kepala tegak dan hati yang lebih lapang. Namun, di sisi lain, realitas pekerjaannya sebagai wanita penghibur semakin rumit.


Lihat selengkapnya