Blue Skye

Dinda Destiani
Chapter #17

Chapter 17

Saat itu, Vanessa berada di villa yang biasa dia kunjungi setiap kali berada di Bali. Tubuhnya terbaring santai di sofa sambil sibuk dengan ponselnya, berbincang-bincang dengan teman-temannya melalui grup WhatsApp. Wajahnya tersenyum dan tawa ringan keluar dari bibirnya akibat tingkah konyol teman-temannya.


Tiba-tiba, sebuah ide brilian muncul di pikiran Vanessa. Ia ingin mengadakan sebuah pesta di villa ini dan mengajak teman-temannya untuk datang. Vanessa mengajukan usulan tersebut ke dalam grup dan teman-temannya dengan antusias langsung menyetujuinya. Mereka semua bersemangat untuk menghabiskan waktu bersama, menikmati keindahan villa, dan menikmati momen kebersamaan yang menyenangkan.


Namun, di sisi lain, Vanessa juga memiliki rencana lain yang hanya ia ketahui sendiri. Ia ingin mengajak Vali untuk hadir di pesta tersebut tanpa memberi tahu teman-temannya. Vanessa merasa bahwa pesta ini akan menjadi lebih istimewa jika Vali juga ikut serta.


Sebelum pesta dimulai, Vanessa menghubungi Vali secara pribadi dan mengajaknya dengan ramah. Vali dengan senang hati menerima undangan Vanessa dan berjanji untuk datang ke villa.


Pesta pun dimulai, teman-teman Vanessa berkumpul di villa dengan penuh semangat dan kegembiraan. Mereka tertawa, berbincang, dan menikmati makanan dan minuman yang disajikan. Vanessa berusaha untuk menyembunyikan kejutan yang ia rencanakan dengan Vali agar tidak mencurigai apapun.


Saat Vali tiba di villa, Vanessa menyambutnya dengan senyum hangat meskipun ada sedikit rasa canggung. Ia berusaha untuk menikmati momen ini tanpa membiarkan apapun mengganggu. Namun, teman-teman Vanessa merasa terkejut dengan kehadiran Vali. Vanessa memang belum memberitahu mereka tentang Vali.


Vanessa dengan cepat menyadari situasi ini dan langsung memperkenalkan Vali kepada teman-temannya, "Guys, ini Vali, cowok yang ada di bar waktu itu." Ucap Vanessa sembari memperkenalkan Vali.


Vali yang bijaksana menghampiri teman-teman Vanessa dan dengan sopan menyapa mereka. Ia menjabat tangan mereka satu per satu dan dengan ramah memperkenalkan dirinya kepada teman-teman Vanessa. Meskipun ada sedikit ketegangan di awal, namun suasana segera menjadi lebih nyaman dan akrab.


Teman-teman Vanessa dengan cepat menerima kehadiran Vali dan mulai bercengkrama dengan ramah. Mereka bertukar cerita, tertawa bersama, dan seolah-olah Vali telah menjadi bagian dari kelompok mereka sejak lama. Vanessa merasa senang melihat interaksi yang hangat antara Vali dan teman-temannya.


Pesta berjalan semakin meriah dengan kehadiran Vali. Ia memberikan warna baru dalam momen berharga bersama teman-teman Vanessa. Selama malam itu, mereka semua menikmati kebersamaan, menghibur satu sama lain, dan menciptakan kenangan indah yang akan mereka ingat selamanya.


Saat malam semakin larut, Vanessa merasa bahagia atas momen ini. Ia berharap bahwa persahabatan ini akan terus berkembang dan menjadi lebih kuat. Meskipun rasa canggung di awal, namun semua menjadi lebih baik dan Vanessa merasa bahwa ia telah membuat keputusan yang tepat dengan mengajak Vali ke pesta.


Malam itu berakhir dengan senyum dan tawa, dan Vanessa merasa bahwa semua beban dan keraguan dalam hatinya telah sirna. Ia merasa bahwa ia telah menemukan kebahagiaan dan kedamaian dalam momen bersama Vali dan teman-temannya.


Vanessa dan teman-temannya memutuskan untuk tidur bersama di vila itu, mereka semua tepar setelah meminum banyak alkohol.


Vanessa dan Vali memutuskan untuk tidur di ruang atas, sementara teman-temannya di ruang bawah.


Sebelum Vali tidur, ia menyampaikan kepada Vanessa bahwa temannya akan berkunjung ke Bali. Rasa kantuk mengalahkan Vali, ia memberikan tanggung jawab atas temannya kepada Vanessa.


"Ness, nanti teman gue mau kesini, namanya Bibi. Tolong lo chat dia sudah nyampe dimana, dan nanti lo nanti bukain pintu ya. Mata gue udah ga kuat."


Vanessa hanya menganggukan kepala pertanda menyetujui permintaan tolong Vali.


"Nes ini nomornya, nanti lo chat dia. Bilang kalo gue udah tidur."


Dengan cepat, Vali pun tertidur. Vanessa yang merasa memiliki tanggung jawab atas teman Vali pun memutuskan untuk tidak tidur. Akhirnya, ia turun ke bawah untuk menonton televisi sembari menunggu kedatangan teman Vali.


Vanessa menghabiskan waktunya untuk menonton, sementara itu jam sudah menunjukkan pukul setengah 3 pagi, belum ada kabar dari teman Vali bernama Bibi.


Akhirnya, Vanessa memutuskan untuk mengirim pesan WhatsApp ke Bibi untuk menanyakan keberadaan Bibi.


Dengan cepat, ia mengetik pesan untuk Bibi, "Bi, ini Vanessa. Gue disuruh Vali bantu lo. Vali udah tidur. Lo udah di mana?"


Dengan cepat balasan dari Bibi muncul di ponselnya, "Gue baru nyampe Ness, lo bisa gak share lokasinya ke gue? Biar gue langsung kesana."


(Vanessa membagikan lokasi vila kepada Bibi agar Bibi bisa menemukannya dengan mudah).


Tidak lama kemudian, terdengar suara mobil yang berhenti di depan vila. Bibi telah tiba. Vanessa menyambutnya dan membukakan pintu vila.


Bibi merasa terkejut bahwa Vanessa yang mengirim pesan kepadanya adalah Vanessa, seorang artis yang biasa ia lihat di televisi. Kini ia dapat melihat Vanessa secara langsung, perasaan campur aduk memenuhi pikirannya, memikirkan hal apa yang ia mimpikan hingga bisa bertemu seorang artis.


Sementara itu, Vanessa juga merasakan getaran yang sama. Seketika, ia mendapati wajah seorang pria yang tampan di hadapannya. Mereka berdua diam sejenak, saling mengamati, akhirnya memutuskan untuk memperkenalkan diri masing-masing.


Dengan senyum lembut, Bibi mengulurkan tangannya, "Halo, gue Bibi. Makasih ya, udah bukain gue pintu. Jujur gue syok ternyata yang bukain pintu gue artis." Ucapnya diiringi tawa kecil

Lihat selengkapnya