Pagi pun tiba, Vanessa bergegas menyiapkan diri untuk menuju bandara hari ini. Hatinya bercampur aduk, di satu sisi dia senang karena bisa kembali ke pekerjaannya, namun di sisi lain, dia merasa berat hati harus meninggalkan teman-teman barunya di Bali.
Dia berjalan keluar menuju depan vila, di sana sudah ada mobil Grab Car yang akan mengantarkan Vanessa menuju bandara. Pandangan Vanessa terhenti sejenak pada vila yang telah menjadi saksi banyak momen indah bersama teman-temannya.
Sambil melambaikan tangan kepada teman-temannya yang berdiri di teras vila, Vanessa meninggalkan vila dengan perasaan haru.
Akhirnya, mobil pun melaju meninggalkan pulau Bali. Di dalam hatinya, dia membawa kenangan-kenangan tak terlupakan dan janji untuk segera kembali bertemu teman-teman tercinta.
Perjalanan menuju bandara berlangsung dengan perasaan campur aduk. Vanessa merenung tentang betapa indahnya momen yang sudah berlalu.
Saat tiba di bandara, Vanessa merasa sedih karena harus berpisah dengan pulau yang telah memberikan begitu banyak kenangan indah.
Namun, di tengah-tengah perasaan itu, hal yang tak terduga terjadi. Saat Vanessa menuju tempat pemesanan tiket, dia melihat Bibi sedang berada di sana. Vanessa merasa terkejut dan senang sekaligus.
Vanessa langsung menghampiri Bibi dengan antusias, "Loh Bi? Lo mau balik juga? Kok gak bilang." Tanya Vanessa dengan penuh penasaran.
Bibi yang menyadari suara yang menyapanya pun langsung membalikan wajahnya, "Loh Ness? Eheh iya, gue baru aja dapat kabar, ada kerjaan mendadak juga."
Vanessa terkejut dengan kabar ini. Namun, tiba-tiba muncul ide di kepalanya untuk pulang bersama Bibi. Menurutnya, akan lebih seru jika ada teman yang menemani dia di pesawat.
Dengan cepat, Vanessa menawarkan diri kepada Bibi untuk pulang bersama, "Kalo gitu, gimana kalo kita balik bareng aja, Bi?" Tanyanya penuh semangat.
Bibi tersenyum dan mengangguk, "Kenapa enggak, Ness? Ide bagus! Gue setuju!"
Kegembiraan Vanessa tak terbendung, dia merasa beruntung bisa pulang bersama teman sebaik Bibi. Mereka berdua menyelesaikan pemesanan tiket dan menunggu keberangkatan pesawat dengan antusias.
Dalam perjalanan pulang, Vanessa dan Bibi bercerita tentang pengalaman mereka selama di Bali dan merencanakan untuk bertemu lagi di waktu yang lain. Mereka tertawa, berbagi cerita, dan saling memberi dukungan satu sama lain.
Momen perjalanan bersama Bibi membuat Vanessa merasa lebih ringan. Dia tahu bahwa hubungan mereka tidak hanya terjalin di pulau Bali.
Ketika pesawat mendarat di kota Jakarta, Vanessa dan Bibi memutuskan untuk berpisah di bandara tersebut. Karena mereka memiliki tujuan yang berbeda.
"Ness, gue duluan ya," ucap Bibi sambil tersenyum.
"Oke Bi, baik-baik di jalan," ucap Vanessa dengan senyuman.
Mereka berdua melanjutkan perjalanannya. Vanessa menuju rumahnya untuk beristirahat sebentar sebelum nanti malam ia akan melakukan pekerjaannya sebagai "wanita malam".
Setibanya di rumah, Vanessa merasa sedikit lelah setelah perjalanan panjang. Namun, dia juga merasa lega bisa kembali ke tempatnya sendiri setelah berpetualang di Bali.
Dia pun mengambil waktu untuk beristirahat dan menyegarkan diri sebelum memulai pekerjaannya malam nanti. Setelah meletakkan tasnya, Vanessa meraih ponselnya untuk memasang alarm agar tidak terlambat saat tiba waktunya untuk bekerja.