Blue Skye

Dinda Destiani
Chapter #27

Chapter 27

Hari-hari berlalu dengan kebahagiaan dan cinta yang tak tergantikan bagi Bibi dan Vanessa. Kehadiran calon buah hati dalam kandungan Vanessa semakin membuat mereka bahagia dan semakin dekat dengan keluarga bibi.


Bibi sibuk mengurus perusahaannya yang semakin berkembang pesat. Ia memiliki banyak tanggung jawab dan pekerjaan yang harus diselesaikan setiap harinya. Meskipun begitu, ia selalu menyempatkan waktu untuk pulang ke rumah dan menghabiskan waktu bersama Vanessa.


Vanessa tetap tinggal di rumah bersama keluarga bibi. Perutnya yang semakin besar membuatnya sulit untuk pergi jauh. Namun, hal itu tidak mengurangi kebahagiaannya karena ia merasa diterima dan dicintai oleh keluarga bibi dengan tulus.


Vanessa lebih memilih menghabiskan kesehariannya bersama adik-adik bibi dan mamanya. Mereka bermain bersama, bercanda, dan saling menyayangi seperti keluarga yang harmonis. Ia merasa begitu bahagia memiliki keluarga seperti ini.


Saat ini, kehidupan mereka terasa sempurna. Bibi yang bekerja keras untuk mengurus perusahaannya, Vanessa yang menjaga kehamilannya dengan penuh cinta, dan keluarga bibi yang selalu memberikan dukungan dan kehangatan.


Menghadapi setiap pagi dan malam dengan kebahagiaan dan ketenangan, mereka selalu bersyukur atas semua kebaikan dan berkah yang telah mereka terima. Kebersamaan dan cinta di antara mereka semakin kuat setiap harinya.


Mereka menanti dengan penuh kebahagiaan saat-saat kelahiran anak mereka yang sebentar lagi akan tiba. Bersama-sama, mereka telah melewati berbagai ujian dan tantangan dalam hidup, dan kini mereka siap menghadapi masa depan yang cerah sebagai keluarga yang bahagia dan saling mencintai


Pada suatu malam yang hangat, setelah beraktivitas seharian, Bibi dan Vanessa merasa butuh waktu untuk bersantai dan menikmati udara segar di luar. Bibi pun mengajak Vanessa untuk makan malam di luar.


"Mama, papa, kami keluar sebentar ya. Mau cari angin sedikit," ucap Bibi sambil tersenyum pada orang tuanya yang ada di dapur.


"Mau kemana, Bi?" tanya mama Bibi.


"Kami mau makan di luar sebentar, Ma. Gak lama kok," jawab Bibi.


"Makan dengan siapa?" tanya mama Bibi lagi.


"Kami berdua saja, Ma," sahut Vanessa.


"Baiklah, hati-hati ya. Jangan pulang terlalu larut," pesan mama Bibi.


"Dengan pakaiannya yang segitu, pasti mau ke tempat romantis nih," celetuk papa Bibi dengan senyuman.


Bibi dan Vanessa hanya tertawa mendengarnya, lalu segera keluar rumah dan masuk ke dalam mobil.


Mereka berdua memilih untuk menelusuri kota tanpa tujuan yang pasti. Mereka menikmati setiap momen perjalanan dengan canda tawa dan obrolan yang hangat. Saat melintasi jalanan yang teduh, bibi mengetuk jendela mobil dan mengarahkan pandangannya ke langit.


"Langitnya cerah ya, Ness. Cantik," ucap bibi dengan penuh kagum.


Vanessa pun melihat ke atas dan tersenyum. "Ya, bener. Cantik."


"Kayak lo." Ucap Bibi


Mereka berdua saling berpandangan dengan senyuman, menikmati kebersamaan yang penuh kedamaian. Mereka mengerti bahwa tidak perlu kata-kata banyak untuk merasakan kebahagiaan bersama. Cukup dengan kehadiran satu sama lain, segala sesuatu terasa lengkap dan indah.


Setelah beberapa waktu, mereka memutuskan untuk makan malam di restoran. Di sana, mereka memesan hidangan kesukaan masing-masing dan menikmati waktu santai berdua.


"Lo tau gak, Ness, gue bahagia banget. bisa menghabiskan waktu kayak gini sama lo." ucap bibi sambil memegang tangan Vanessa di atas meja.


"Dan gue juga sangat bahagia, Bi. Sama lo, gue ngerasa lengkap," jawab Vanessa dengan penuh kasih.


Mereka berdua saling tersenyum, merasa bersyukur atas kehadiran satu sama lain dalam hidup mereka. Setiap momen yang mereka jalani bersama menjadi kenangan indah yang tak terlupakan.


Malam berlalu dengan kebahagiaan dan kehangatan yang meliputi mereka. Setelah makan malam, bibi dan Vanessa memutuskan untuk pulang.


Dengan langkah mantap, tiba-tiba ada seseorang misterius menabrak tubuh bibi. Pria itu sejenak memandang bibi, tanpa aba-aba ia mengatakan sesuatu yang begitu mengejutkan kepada bibi, "Kalau boleh saya kasih tau, mas ini hidupnya gak akan lama. Nanti, setelah mas sukses, mas akan dipanggil sama yang kuasa," ucap pria itu.


"Maksudnya?" ucap bibi sedikit terkejut.


Tanpa mengatakan apapun, pria itu langsung pergi begitu saja.


Bibi dan Vanessa sama-sama tercengang mendengar kata-kata misterius dari pria tersebut. Mereka bingung dan tidak mengerti apa yang dimaksud dengan perkataannya.


"Kamu kenal orang itu, Bi?" tanya Vanessa dengan wajah cemas.


Tetapi bibi hanya menggelengkan kepala, "enggak, Ness. Gue sama sekali tidak kenal dia. Tapi ucapannya aneh."


Lihat selengkapnya