Blueprint

Nur Halimah
Chapter #1

Prolog

Sstttt ….

Lipatan kertas berwarna putih itu kini ada di meja Latifah.

Latifah menoleh ke seberang, ke arah sosok yang telah memindahkan lipatan kertas tersebut, laki-laki yang biasa dipanggil Gandhi. Ia menempelkan jari telunjukkanya ke bibirnya bersamaan dengan kedua alisnya yang terlihat ingin merapatkan barisan.

Masih dengan cara yang sama, tanpa ada kata yang terucap. Jari telunjuk Gandhi mengarah pada lipatan kertas yang ia letakkan di meja Latifah.

Oke,’ kata Latifah dalam hati sembari mengerutkan dahinya. Ia membuka setiap lipatan yang terbentuk dari kertas tersebut. Selang beberapa detik setelah semua lipatan terbuka, wajahnya terlihat berseri-seri. Kali ini bukan jari telunjuknya yang memainkan peran, melainkan ibu jarinya yang berdiri tegak memberikan isyarat.

“Baik, ada pertanyaan?” terdengar suara dari arah depan kelas.

Gandhi dan Latifah seketika mengubah arah pandang mereka.

Suasana yang ada di ruang tersebut menjadi sangat tenang, tak ada lagi yang bergerak ataupun berbisik. Semua pandangan tertuju ke depan.

“Oke, kalau tidak ada yang ditanyakan. Tugas yang ada di slide ke-30 bisa dikerjakan dan dikumpulkan besok, jam tiga sore terakhir. Selamat siang.”

“Siang Pak,” jawaban yang lumayan serentak terdengar sangat bersemangat.

Lihat selengkapnya