1. Angin
Angin. Lembut menyapu wajah Itkas. Menerpa rambutnya yang keriting. Tapi aneh, dia terlihat berbicara sendiri. Bagi orang yang belum mengenalnya maka akan mengira dia gila. Tetapi, bagi Pak Kajib, Itkas bukanlah seorang yang stress dan aneh. Malah menganggapnya memiliki kelebihan khusus. Apabila di film, maka akan seperti Superman yang dapat mendengar suara dari jarak jauh karena memiliki pendengaran yang super.
Berbeda dengan Superman, maka Itkas dapat mendengar suara manusia yang terbawa angin. Jika angin sedang ke arah timur, maka cerita dari orang- orang barat akan diketahuinya. Jika angin sedang ke arah barat, maka cerita orang- orang dari timur akan diketahuinya. Begitu pula jika angin berhembus dari arah lain, maka cerita dari awal mula angin tersebut berhembus dapat diketahui.
Tingkat keakuratan cerita kabar yang dibawa pun tidak main- main. Jika pakai istilah keyakinan, maka istilahnya “haqqul yaqin”. Hal ini sudah dibuktikan oleh Pak Kajib berulang kali.
Kemampuan ini bukan datang begitu saja. Dulu dia juga manusia biasa. Sejak ditinggal mati kedua orang tuanya dan terpaksa hidup sendiri karena dia anak tunggal, maka kelebihan ini muncul. Kelebihan ini kemungkinan diberikan Allah karena Itkas memang membutuhkannya. Allah memberikan sesuatu pasti ada sebabnya.
Seperti biasa, hari ini Pak Kajib bertandang ke rumah Itkas. Terlihat Itkas sedang asyik bermain dengan Si Kliwon, ayam jantan dari keturunan Bangkok yang berbadan tegap dan nampak gagah. Ayam yang sangat dicintainya. Dia terlihat membelai mesra ayam itu. Bak seorang kekasih sedang membelai sang wanitanya. Mungkin, dengan ketiadaan keluarga, ayam ini salah satu pelariannya. Selain Pak Kajib yang memang dianggapnya sebagai pengganti Bapaknya. Manusia inilah yang peduli dengannya disaat orang lain mencemooh dan menghindarinya. Dia dianggap anak pembawa sial, bahkan anak setan. Anak yang hidup sebatang kara. Masih banyak yang menganggapnya pembawa malapetaka pada kematian orang tuanya. Meskipun, itu semua tak disengajanya. Dia bermain api saat kedua orang tuanya tidur. Si jago merah kemudian melahap seluruh isi rumahnya, termasuk kedua orang tuanya. Sisa-sisa puing rumah terbakar masih terlihat jelas di sebelah rumah yang sekarang. Seperti prasasti keabadian. Terkadang, dia menangis sejadi- jadinya jika melihat prasasti berupa sisa arang itu. Yang lain menganggap sangat gila karena tampak bicara sendiri. Mengaku berbicara dengan angin katanya. Siapakah orang awam yang akan percaya dengan luncuran katanya? Ini bukan film, ini bukan cerita fiksi. Di dunia nyata ini, tidak mungkin ada, mereka tidak pernah mendengar cerita serupa.
Tapi tidak dengan Pak Kajib. Ia menganggap Itkas memiliki kelebihan. Karena dari setiap rahasia yang diungkapkannya dari sang angin, ceritanya sempurna dan fakta adanya. Sekedar mencari bahan bicara, kadang Pak Kajib bertanya sekenanya. Sekedar demi membunuh waktu ataupun memberi asa tentang keberadaan kemampuan menguping Itkas ini. Sebagai suatu bentuk persetujuan atas eksistensi kelebihannya juga tentunya.
“Kas, ada kabar apa hari ini?”
“Oh, Pak Kajib. Ini anginnya ke arah timur. Cerita dari arah barat masih sama dengan kondisi di tempat kita. Kemarau panjang masih berlangsung.”
“Mmmmm, kayaknya benar, Kas. Ini kan sedang musim kemarau. Di berita TV dan internet ceritanya memang tentang kemarau panjang tahun ini.”
====
* Angin membawa kabar dari penjuru dunia. Suka, duka, sedih, tawa, tangis dan kematian. Kabar angin, sebagian benar. Tetapi, sebagian juga salah. Udara yang ada telah terkontaminasi polusi dosa dan keserakahan sehingga berita yang dibawa pun melenceng dari sumber aslinya. Meskipun didengar oleh manusia sakti sekalipun. Intonasi, terdengar jelas oleh Itkas. Tetapi, ekspresi dan raut wajah tak dapat dilihatnya. Beritanya seolah- olah benar dengan kalimat sempurna. Tetapi makna, masih harus dikaji lagi. Jangan sampai salah persepsi, jangan sampai salah penafsiran. Hati- hati ya, Kas.
***
2. PSK yang Mulia
Beberapa hari ini Pak Kajib tidak bertemu Itkas. Ia pun menyusuri jalan untuk menuju rumahnya. Rumahnya kelihatan sepi. Selain memang tinggal sendirian, dia sering pergi ke kebun atau tempat lain untuk mengais rezeki. Ke kebun untuk bercocok tanam. Kebunnya berjarak sekitar 2 km dari rumahnya. Selain rumah, kebun itulah peninggalan almarhum kedua orang tuanya. Karena sejak kecil sudah ahli bercocok tanam, maka dia tidak kesulitan melakukannya di saat ini. Mungkin karena bakat yang diturunkan dari bapaknya maupun tambahan pengalaman selama perjalanan hidupnya. Luas kebun itu sekitar 500m2. Cukup luas untuk ukuran umum, tetapi untuk ukuran orang kampung, luas segitu sangat sempit. Rata- rata mereka memiliki kebun seluas 1 hektar. Belum lagi ditambah beberapa patok[1] sawah yang mereka miliki. Inilah mengapa desa ini pemandangannya hamparan sawah sepanjang mata memandang. Saat musim tanam tiba, maka hijau menghampar seluas samudra. Pun saat panen, warna kuning menyelimuti seluruh desa. Jarang tanpa warna, karena setiap saat selalu ada tanamannya. Jika musim kemarau, sawah- sawah ini ditanami aneka ragam palawija.
Kondisi di Desa Makmur tempat tinggal mereka tidak begitu padat. Jarak antar rumah sekitar 50m. Satu desa hanya berpenduduk 1.000 KK. Suasana desanya cukup asri, masih banyak tanaman dan banyak kolam ikan di setiap sudut desa. Polusi udara tidak terasa sama sekali. Namun, berjarak 2 km dari desa, sedikit masuk ke kota, maka hawanya sudah beda. Bising lalu lalang kendaraan sangat mengganggu indahnya suasana. Pun, polusi knalpotnya meracuni hidung insan- insan menghirupnya.
Kebun milik Itkas sendiri ditanami sayur- mayur dan umbi- umbian. Sayur- mayurnya seperti: kol atau kubis, kol atau kubis napa, brokoli, dll.
Untuk umbi- umbiannya berupa kentang, ubi jalar, singkong, talas, dll.
Dalam menanam sayur- mayur dan umbi- umbian, Itkas melakukannya secara bergantian maupun bersama- sama untuk beberapa jenis. Masing- masing jenis sayur- mayur dan umbi- umbian harus disesuaikan dengan cuaca yang sesuai apakah musim hujan atau kemarau. Misalnya tanaman yang cocok ditanam di musim hujan : sawi, kubis, causin, bayam, kangkung, terong, kacang panjang, timun, semangka, melon, dll. Selain itu, sebaiknya memperhitungkan bulan jatuhnya panen agar tepat waktu. Untuk tanaman yang cocok ditanam di musim kemarau diantaranya: tomat, melon, bawang, wortel, bayam, ubi jalar, mentimun, kentang, hingga kacang tanah ataupun kacang hijau.
Selain umbi- umbian sebagai makanan pokoknya, Itkas juga melakukan barter sayur- mayur dan umbi- umbian miliknya dengan padi yang ditanam tetangganya.
Selain bercocok tanam, Itkas juga sering membantu tetangganya di kebun, menjadi laden tukang[2], maupun membantu operasional sawah tetangganya. Sering dibayar uang maupun diberi upah padi/ beras.
Selain itu, di belakang rumah, Itkas juga memelihara beberapa ekor indukan ayam supaya bias bertelur dan kemudian dikembangkan beberapa telur untuk ditetaskan dan dirawat hingga dewasa. Beberapa telur diambil untuk digoreng telur mata sapi. Iya, jika anaknya kebanyakan akan mati karena induknya tidak bias mengawasi dan merawat. Maksimal, 10 telur saja yang ditetaskan.
Di belakang rumah terdengar orang sedang menangis. Dihampirilah suara tangis itu.
“Ada apa, Kas. Kok nangis? Tak cari di depan nggak ada. Ternyata di sini!”
“Biasa, Pak. Ada cerita sedih yang kudengar.” Jawab Itkas sambil menyeruput teh tubruknya. Teh tubruk adalah teh yang dibuat dengan cara mencampurkan teh dengan air panas dan gula tanpa disaring. Selain daun teh, di dalam teh tubruk terdapat pula berbagai macam dedaunan dan bunga. Hal ini membuat teh tubruk memiliki rasa dan aroma yang lebih tajam dan nikmat.
“Cerita dari daerah mana?”
“Dari Pasar Kembang.”
“Oh, pasti tentang PSK ya?”
“Kok tahu? Bisa ditebak ya, Pak?”
“Iya, di sana terkenal hal itu. Seluruh dunia juga sudah tahu. Lha gimana ceritanya?”
“Seorang PSK yang meninggal karena serangan jantung di hotel.”
“Lha, biasa itu, Kas.”
“Tetapi dia punya anak tunggal cewek. Bapak biologisnya tidak tahu siapa.”
“Waduh, kasihan dong anaknya kalau gitu.”
“Iya, di mata anaknya, ibuknya ini orang yang mulia, Pak. Mengajarkan ibadah, akhlak, nggak boleh pacaran dulu dan harus fokus belajar, serta menghormati orang lain. Anaknya tahunya ibunya adalah seorang sekretaris sebuah perusahaan.”
“Waduh, kok bisa ya?”
“Iya, Pak. Dulu, saking cintanya dengan cowoknya akhirnya Ibuknya rela menyerahkan mahkotanya kepada cowoknya. Sampai hamil dan mengandung anak tunggalnya itu. Ternyata, si cowok nggak mau tanggung jawab. Habis manis sepah dibuang”
“Waduh, kasihan banget kalau gitu. Itulah yang dinamakan cinta buta. Berpikiran sempit, hanya berdasarkan cinta, nafsu dan tanpa dipertimbangkan dampak selanjutnya.”
“Lebih parah lagi, Pak. Sebelum jadi PSK, ibuk ini bekerja di banyak tempat. Karena cantik dan seksi, di tempat kerjanya, beliau selalu dilecehkan sehingga terpaksa keluar kerja. Bahkan, jualan bubur di pinggir jalan pun masih sering digodain. Jualannya laris, tapi tangan- tangan jahil selalu menggerayanginya. Pun, kata- kata melecehkan dan berbau porno selalu didengarnya. Akhirnya beliau memutuskan berhenti jualan. Sampai kesulitan ekonomi dan kebutuhan hidup anaknya, terpaksa terjun ke dunia hitam. Itu pun karena tipu daya temannya. Pinjam uang dan harus dibayar dengan menjual diri karena tidak bisa melunasinya. Kalau tidak mau, akan dibunuh.”
“Lha terus gimana dengan anaknya?”
“Anaknya tidak percaya kalau ibunya seorang PSK. Sampai diperlihatkan oleh kepolisian buku hariannya.”