Hari sabtu, malam minggu ba’da Isya, tepatnya pukul 19.30 sudah ada 11 orang berkumpul di Pendopo Pak Kajib. Beberapa shalat berjamaah di masjid dekat pendopo. Dua orang lainnya beragama kristen dan Budha sehingga sudah stand by sejak tadi. Pak Kajib memiliki yayasan, dan di yayasan tersebut ada pendopo di bagian depannya. Pemberitahuan ke lingkungan adalah pengajian malam minggu. Pun, biasanya banyak warga sekitar yang ikut membaca alqur’an dan belajar mengaji di pendopo ini. Khusus kali ini, hanya melibatkan “orang dalam”. Para warga diberitahu bahwa ada hajat dari salah satu teman, sehingga agak rahasia dan sifatnya pribadi.
Dari 11 orang tersebut, 5 orang adalah murid Kyai tulus. 6 orang lainnya merupakan ahli ilmu hikmah lain, termasuk Joyo juga ikut serta. Pembagian tugas kali ini, Pak Kajib yang memimpin. Kemudian Itkas melakukan healing with doa. Salah satu spiritualist yang berprofesi sebagai ustadz yang memimpin zikir dan doa. Kemudian spiritualist yang khafidz al-qur’an memimpin semaan al-qur’an. Lainnya mengikuti sambil mendorong dengan energi.
“Assalamu’alaikum Wr. Wb. Puji syukur kehadirat Allah SWT karena limpahan karunianya sehingga kita dapat bersua di hari ini. Sholawat serta salam senantiasa kita curahkan kepada junjungan kita nabi Muhammad SAW. Baik, Bapak Ibu sekalian. Kali ini acaranya adalah membantu Mas Joyo untuk mengembalikan keharmonisan hubungan dengan bapaknya yang tinggalnya cukup berjauhan. Supaya anak berbakti kepada orang tua dan Bapak juga lebih menyayangi anaknya. Karena Mas Joyo beragama Islam, doa akan dipimpin secara islam. Bagi Bapak/ Ibu yang beragama lain, dimohon untuk menyesuaikan diri. Baiklah, untuk menyingkat waktu acara doa pertama akan dipimpin oleh Mas Itkas.”
Saat Itkas baru akan memulai healing with do’anya, ada angin besar yang menghantam pendopo. Arahnya dari halaman depan dan bagian belakang pendopo. Pun, ada suara ledakan di atap. Tidak ada satupun yang bergeming. Mereka sudah paham dan biasa mengalami hal itu. Dimulailah urutan healing with do’a yang biasa diamalkan Itkas. Tak lupa, beberapa botol air mineral disiapkan di tengah ruangan. Ya, air mineral yang akan disiramkan di sepanjang jalan Wonosari maupun bagian mata air paling hulu di sana.
Pembukaan:
1. Konsep nur penciptaan. Itkas mengingatkan semua yang hadir, khususnya Joyo. Konsep nur penciptaan di Qur’ an Surat An-Nur Ayat 35: Terjemah Arti: Allah (Pemberi) cahaya (kepada) langit dan bumi. Perumpamaan cahaya Allah, adalah seperti sebuah lubang yang tak tembus, yang di dalamnya ada pelita besar. Pelita itu di dalam kaca (dan) kaca itu seakan-akan bintang (yang bercahaya) seperti mutiara, yang dinyalakan dengan minyak dari pohon yang berkahnya, (yaitu) pohon zaitun yang tumbuh tidak di sebelah timur (sesuatu) dan tidak pula di sebelah barat(nya), yang minyaknya (saja) hampir-hampir menerangi, walaupun tidak disentuh api. Cahaya di atas cahaya (berlapis-lapis), Allah membimbing kepada cahaya-Nya siapa yang dia kehendaki, dan Allah memperbuat perumpamaan-perumpamaan bagi manusia, dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu;
2. Tugas manusia, yaitu sebagai khalifah di muka bumi, sesuai fungsi dan tugasnya masing- masing;
3. Beberapa saat, temukan jati diri, dekatkan diri dengan Tuhan dan alam;
4. Energy Everywhere. Lakukan saling beri energi, sehingga terciptalah energi di mana saja;
5. Bisa dibuktikan. Misalnya contohnya di sini, ada angin besar dan suara mengelegar;
6. Izin Allah demi saling mengingatkan dan menjadi lebih baik.
Isi, untuk yang islam:
1. Syahadat;
2. Al-Fatihah tertuju ke yang dihealing;
3. Al Ikhlas;
4. Al falaq;
5. An Nas;
6. Doa kesembuhan;
7. Doa selamat;
8. Ayat kursi;
9. Sholawat.
Penutup:
1. Rasakan perbedaan. Itkas bertanya kepada hadirin, khususnya Joyo. Dan dijawab, sangat tenang kondisinya sekarang. Seperti ada hawa kenyamanan yang masuk ke dada dan terus menuju relung hati. Belum pernah Joyo merasakan kedamaian seperti ini, katanya;
2. Jaga energi, perbesar sendiri, jika sudah banyak transfer ke yang lain.
Acarapun dilanjutkan dengan dzikir, doa umum dan ditutup dengan membaca surat al-qur’an bersama- sama. Yang non muslim juga berdoa sesuai keyakinannya. Hal ini biasa saja. Yang aneh juga, faktanya tidak ada benturan energi antara yang muslim dan non muslim. Semua bisa searah sejalan, dan saling melengkapi. Karena konsepnya, semua menuju Allah yang Esa.
Setelah selesai, acara sharingpun dimulai.
“Bagaimana bapak Ibu, adakah yang memberi pendapat tentang hajat Mas Joyo?”
“Insya Allah berhasil,” jawab mereka serempak.
“Alhamdulillah, Pak. Saya kan indigo, sebetulnya saat proses tadi saya melihat dua orang yang datang. Satu orang tua gundul bersarung, yang satu lagi berpenampilan ustadz dan wangi sekali, yang pernah saya lihat dulu di perempatan dekat rumah saya. Selain itu, di halaman dan di dalam pendopo menjadi penuh sesak dengan berbagai macam rupa binatang dan siluman. Ada macan, singa, ular, gendruwo, tuyul, dll. Ada juga sosok wanita yang sangat cantik yang selama di dunia ini belum pernah saya lihat padanannya, bahkan artis tenar sekalipun tidak dapat menandingi kecantikannya[1]. Alhamdulillah, setelah shalawat, mereka hangus terbakar semua. Beberapa yang tidak terbakar habis, masih sempat berlarian menjauh maupun terbang ke angkasa. Semua menjerit kesakitan. Jeritan yang serasa memecahkan gendang telinga saya. Dan sekarang kondisinya sudah bersih tempat ini, Pak dan Mas,” kata Joyo sambil menatap Pak Kajib dan Itkas.