BOMBER: THE CONDUCTOR

mahes.varaa
Chapter #6

BAB 6

Ada banyak tamu yang hadir untuk menyaksikan karnaval paling megah di Kota J, juga sekaligus karnaval paling unik di negara ini. Jika kebanyakan karnaval di negeri ini biasanya menyajikan penampilan peserta yang mengenakan pakaian adat dari berbagai daerah, maka karnaval di Kota J mengenakan kostum unik dengan tema yang unik juga. Kostum yang dikenakan peserta karnaval adalah hasil kreasi peserta dan apa yang peserta pahami dari makna tema tersebut. Itulah yang menjadi nilai unik dari karnaval ini dan membuat karnaval ini tidak akan pernah membosankan setiap tahunnya karena setiap peserta akan membuat kostum yang berbeda tergantung pemikiran dan pemahaman masing-masing.

Hari ini Nila mendapatkan tugas di lapangan: mengawasi tamu dan menyiapkan segala keperluan untuk tamu penting seperti makanan, minuman dan snack.

“Nila!!”

“Ya, Pak.” Mendengar panggilan atasannya, Nila segera bergegas menghampiri atasannya.

“Pak Bupati sama wakilnya, terus Pak Gubernur dan wakilnya sudah dapat makanan ringannya?”

“Sudah semua, Pak. Pejabat yang lain juga sudah, Pak.”

“Bagus, bagus.” Atasan Nila tersenyum pada Nila karena kinerja Nila yang selalu bagus. “Nanti setelah pasukan karnaval berangkat, tolong iringi tamu ke aula pertemuan. Mereka pasti kepanasan menunggu pasukan karnaval kembali.”

“Baik, Pak!”

Tepat jam 11 siang, pasukan karnaval berangkat untuk melakukan pawai di depan penduduk Kota J. Dengan bantuan seluruh armada kepolisian, tepat jam 10 beberapa akses jalan yang akan dilewati oleh pasukan karnaval ditutup atau setidaknya ditutup setengahnya. Tepat pukul 10 juga, acara dibuka dengan sambutan-sambutan hangat dari para pejabat dilontarkan. Lalu tepat pukul 10.30, satu persatu anggota karnaval berjalan layaknya di catwalk di depan kumpulan para pejabat untuk memamerkan keindahan dan keunikan kostum mereka dengan tema wild forest.

Prok, prok!!

Prok, prok!!

Setengah jam setelah penampilan khusus di depan para pejabat, anggota karnaval membentuk barisan panjang sepanjang 1 km dan bersiap berjalan di kota memamerkan kostum mereka yang indah dan unik.

Dor!!! Tembakan di udara yang dilepaskan komisaris dari kepolisian pusat Kota J menjadi tanda karnaval dimulai.

Prok, prok!!

Klik, klik!!

Begitu karnaval dimulai, warga Kota J yang sudah berkumpul di sepanjang jalur karnaval langsung bertepuk tangan dengan meriahnya dan mengabadikan momen penting itu dengan hp atau kamera mereka.

“Nana!! Nana!!”

“Ruri!!”

Tak sedikit juga kenalan dari peserta karnaval yang berteriak memanggil nama peserta agar mereka menoleh ke arah kamera tepat sebelum jepretan kamera.

Luar biasa ramai seperti tahun sebelumnya. Kota J, sepertinya harus berterima kasih pada Danis karena membuat ide ini dan membuat Kota J sekarang cukup terkenal.  Nila yang berada di pos pertama-pos awal sekaligus pos akhir di mana karnaval dimulai dan berakhir, hanya bisa tersenyum senang melihat kemeriahan dan antusias dari penonton yang melihat karnaval.

“Mama!!”

Nila menoleh ke arah penonton di dekatnya mana Nanda-anaknya dan mertuanya sedang berdiri. Nila mendekat ke arah mertuanya dan meminta untuk menggendong sebentar Nanda-anaknya. “Ya, Nanda sayang. Bagus nggak karnavalnya?”

“Bagus, Ma. Bagus sekali.”

“Ya udah kalo karnavalnya sudah puas lihatnya, pulang sama Eyang yah! Nanti sore Mama jemput kayak biasanya!”

Lihat selengkapnya