BOMBER: THE CONDUCTOR

mahes.varaa
Chapter #27

BAB 27

“Kita harus segera bawa Nila ke rumah sakit! Aku hanya bisa memberikan pertolongan pertama! Jika tidak, maka Diva bisa kehilangan nyawanya!”

Rangga jelas bingung dengan alasan Diva menenggak racun yang sebenarnya tapi saat ini tidak ada waktu bagi Rangga untuk bertanya-tanya mengenai hal itu. Sekarang yang harus Rangga lakukan adalah membawa Diva ke rumah sakit sesegera mungkin untuk mendapatkan penanganan agar nyawa Diva bisa terselamatkan.

Beruntung, ada ambulans yang sedang lewat di depan gedung teater. Salah satu anggota teater berhasil memanggil supir ambulans dan meminta untuk segera membawa Diva ke rumah sakit karena keadaan darurat.

“Pak Rangga, cepat! Ambulansnya sudah di depan! Kebetulan ada ambulans kosong yang lewat, Pak.”

“Sungguh?” Rangga tidak menyangka jika keberuntungan masih berada di pihaknya.

“Ya, Pak.”

Rangga menggendong Diva dan segera membawa Diva masuk ke dalam ambulans bersama dengan salah satu anggota teater yang juga seorang mantan perawat. Dengan menggenggam erat tangan Diva, Rangga terus mengulangi ucapannya pada Diva. “Diva, kamu pasti selamat!”

Mobil ambulans yang membawa Rangga dan Diva pun berjalan menuju ke rumah sakit. Harusnya perjalanan itu hanya memakan waktu sekitar 5 sampai 10 menit. Tapi … karnaval sedang berlangsung dan banyak akses jalan ditutup.

“Kenapa tidak bisa cepat, Pak?” Rangga yang gelisah bertanya kepada sopir ambulans.

“Maaf, Pak. Tapi sepertinya kita harus mengambil jalan memutar karena ada karnaval.”

“Yang benar saja!!” Rangga yang kesal membuka jendela di sampingnya dan mencoba bicara pada polisi yang bertugas menjaga jalan. “Pak! Tolong biarkan kami lewat!! Ini keadaan darurat! Nyawa seseorang sedang dalam bahaya, Pak!”

“Mohon maaf, Pak! Seperti perintah dari kepolisian dan pemerintah, jalanan ini ditutup karena ada karnaval! Meski kami membukanya untuk Bapak, mobil Bapak tidak akan bisa lewat karena di dalam sana ada banyak penonton yang berkumpul sepanjang jalan! Silakan memutar, Pak!”

Sial!!  Rangga mengumpat kesal karena pihak kepolisian yang harusnya membantu warganya justru mementingkan karnaval dibandingkan dengan nyawa warganya. Sial, sial!!!

Tapi meski merasa kesal, Rangga tidak punya pilihan lain. Demi segera menyelamatkan Diva, Rangga tidak punya pilihan lain selain mengambil jalan memutar.

“Memutar saja, Pak!”

Lihat selengkapnya