Setelah mendengar cerita Yayok tentang masa muda Damar saat bertugas di Kota J, Ali cukup penasaran. Ali bahkan mencari-cari berita lama mengenai kejadian yang disebut-sebut dengan nama teror conductor itu di internet dan menemukan banyak berita tentang teror bom conductor dan juga nama Damar di dalamnya.
24 Agustus 2013
Berita hari ini: Teror bom terjadi lagi. Kali ini gedung Teater Raya yang sudah kosong selama setahun lamanya semenjak insiden kematian Diva, menjadi sasaran dari teror bom. Tidak banyak korban yang jatuh karena gedung itu kosong, tapi diyakini pelaku bersama dengan komisaris kepolisian Kota J dan salah satu ketua tim penyidik yang menyelidiki kasus bomber, dinyatakan tewas karena terjebak di dalam gedung.
31 Agustus 2013
Berita hari ini: Fakta di balik teror bom yang menghantui Kota J selama dua minggu. Hari kantor kepolisian merilis pernyataan dibalik teror bom yang menewaskan banyak orang termasuk komisaris dan ketua tim penyidiknya.
Fakta mengejutkan keluar dari pernyataan kepolisian. Pelaku teror bom adalah Rangga-conductor dari Teater Raya yang diduga juga merupakan kekasih dari Diva bintang Teater Raya yang bunuh diri setahun yang lalu. Rangga meneror Kota J dengan bom, dikarenakan dendam kepada beberapa pihak. Disinyalir Danis-salah satu korban bom kedua sekaligus pencetus dan pendiri karnaval unik di Kota J, telah melakukan pelecehan dan pemerasan pada Diva. Tidak hanya itu saja, Danis bahkan membayar beberapa orang untuk membunuh seorang polisi yang menyelidiki kasus Diva setahun yang lalu-Laksana.
Setahun yang lalu, pihak kepolisian sudah menerima pengaduan Diva. Sayangnya pihak kepolisian memilih untuk bungkam terkait dua kasus itu karena di hari Diva berusaha bunuh diri dan dibawa ke rumah sakit, mobil kepolisian yang dikendarai komisaris dan ketua tim yang tewas dalam bom kelima, menabrak mobil ambulans yang membawa Diva. Kecelakaan itu mengakibatkan Diva yang sudah sekarat karena menenggak racun, akhirnya mengembuskan napasnya dan tewas di lokasi kejadian.
Rangga-kekasih Diva yang tidak tahu menahu soal pelecehan dan pemerasan yang diterima Diva, selama beberapa bulan menyelidiki penyebab usaha bunuh diri Diva. Ditambah lagi kecelakan yang mengakibatkan Diva tewas, disembunyikan dengan rapat oleh pihak kepolisian. Merasa tidak adil, Rangga mencari tahu penyebabnya dan sampai pada kesimpulannya. Rangga yang marah besar kemudian menaruh dendam dan mulai meneror Kota J dengan bomnya. Lima lokasi dipilih sebagai sasaran dendam Rangga.
Alun-alun kota dan karnaval adalah kebanggaan kota yang membuat Kota J menerima penghargaan. Tapi berkat penghargaan itu, pihak kepolisian tidak segera mengusut kasus Diva dan terkesan justru melindungi Danis yang juga menerima penghargaan berkat ide uniknya. Rangga memilih lokasi itu karena tidak bisa menerima alasan itu.
Berikutnya RS Husada dan karnaval dipilih sebagai lokasi pengeboman karena di sana ada Danis yang menyebabkan Diva bunuh diri.
Lokasi keempat, kantor kepolisian dipilih karena Rangga tahu polisi memilih bungkam untuk kasus Diva dan Laksana. Lokasi kelima, gedung teater dipilih sebagai lokasi terakhir karena sejak awal Rangga sudah memilih untuk bunuh diri bersama dengan dua korbannya: komisaris dan ketua tim penyidik kasus teror bom yang juga merupakan tersangka yang menyebabkan kecelakaan Diva setahun yang lalu.
“Apa yang kamu baca, Li?” Damar mendadak muncul di kamar rawat Ali dengan membawa beberapa makanan dan mengejutkan Ali.
“Ah, Bapak datang?”
“Kenapa dengan wajahmu itu?” Damar mengerutkan keningnya merasa heran. “Apa yang kamu baca dengan wajah serius itu??”
Ali menunjukkan layar hpnya pada Damar dan membuat Damar melihat artikel yang sedang dibaca Ali. “Ini, Pak.”
Setelah meletakkan makanan itu di sana, Damar duduk bersandar di sofa di kamar rawat Ali. “Kenapa kamu baca artikel itu? Apa Yayok cerita masa mudaku?”
“Ya, Pak. Pak Yayok cerita kemarin.”
“Cih!!” Damar memejamkan matanya sejenak karena merasa lelah. Berkat Ali yang terluka, tugas-tugas Ali untuk membuat laporan selama dua hari ini dikerjakan semua oleh Damar. “Dasar Yayok!! Buat apa dia cerita kasus itu sama kamu?”
“Karena ini.” Ali menunjukkan bahunya yang terluka pada Damar. “Setelah dengar kasus ini, di masa depan saya janji nggak akan gegabah lagi, Pak.”
“Janji? Hah?? Sekarang, kamu buat janji gitu. Tapi tidak ada yang bisa jamin, kamu nggak akan gegabah lagi di masa depan!” Damar membuka matanya dan melihat luka Ali.
“Saya benar-benar nggak nyangka sejak muda, Bapak sudah hebat! Bapak sudah terlibat dengan kasus besar seperti ini!” Ali mengeluarkan pujian yang tulus dari dalam hatinya pada Damar.
"Kamu baru tahu?” Damar bicara dengan sedikit nada bangganya pada Ali. “Aku ini memang sudah hebat dari sananya. Kamu saja yang nggak tahu selama ini!”