BONO 13.15

Onet Adithia Rizlan
Chapter #3

MENJEMPUT RUKMINI

Pukul empat sore ketika Rizal bersiap-siap meninggalkan ruang kerja dan pulang ke rumah dinasnya yang berjarak hanya 50 meter di samping sebelah barat long house, tiba-tiba pintu ruang kerjanya diketuk dari luar, ternyata Pak Arif, Komandan Security yang berjaga di pos menerima panggilan radio dari Jetty B1, yang menginformasikan bahwa staf administrasi yang baru untuk estate Malapari bernama Rukmini sudah berada di Jetty B1 menunggu jemputan dari estate Malapari.

"Ada boat yang stand by, Pak Arif?" Rizal bertanya kepada Komandan Security itu sambil terus menyusun stock card di meja kerjanya.

"Adanya cuma long boat punya divisi dua," sahut Pak Arif menjelaskan.

"Waduh! Masa iya menjemput staf baru pakai long boat, mana dianya cewek lagi?" Rizal terlihat bingung.

Rizal tahu betul kondisi long boat itu seperti apa. Bentuknya yang besar dan panjang, sehingga jalannya menjadi lambat. Karena long boat itu biasanya digunakan untuk mengangkut buah sawit dari kebun ke dermaga sortir sebelum di bawa ke pabrik pengolahan. Kondisi di dalam long boat itu kotor bekas lumpur dan brondolan sawit yang berserakan di lantai long boat yang kondisinya selalu berair dan berminyak. Sungguh tidak nyaman untuk menjemput Rukmini menggunakan long boat seperti itu.

"Kita nggak punya pancung?" ujar Rizal menanyakan alternatif kendaraan lain selain long boat.

Pancung bentuknya seperti speed boat, lebih ramping dan bermesin 250 PK tentunya lebih cepat dan kondisinya juga bersih karena itu kendaraan para asisten divisi.

"Pancung dipakai ke lapangan semua, Pak," ujar Komandan Security menjelaskan.

"Kita nggak punya kendaraan yang lebih bagus sedikit?" Rizal terlihat kecewa.

"Nggak ada, Pak. Cuma long boat itu yang stand by di depan pos."

Rizal terdiam. Ia kembali teringat janjinya Pak Darman sang manajer yang menjanjikan kendaraan dinas untuk kepala gudang. Karena di antara para staf cuma Kepala Gudang yang belum punya kendaraan dinas sendiri padahal mobilitasnya cukup tinggi. Mengambil bahan makanan untuk keperluan kantin staf ke kota kecamatan, mengurus pengambilan BBM di supplier, mengawasi bongkar muat pupuk di Jetty B2. Pekerjaan orang-orang logistik sangat banyak dan cukup penting. Bayangkan tanpa dukungan logistik yang memadai pekerjaan mengelola kebun akan terbengkalai. Bahan bakar tidak ada semua kendaraan operasional untuk mengangkut pekerja pergi ke ladang akan terhenti belum lagi genset tidak bisa beroperasi untuk penerangan perumahan staf, perumahan karyawan dan kantor serta gudang, maka terjadilah pemadaman listrik akibatnya emplasemen akan menjadi gelap gulita kalau malam hari. Karyawan pasti ribut dan protes sebab pemadaman itu karena tidak ada solar di gudang. Sudah tentu sebagai Kepala Gudang Rizal yang akan disalahkan karena di kebun ini semua urusan logistik adalah tanggungjawabnya.

Betapa berat tanggungjawab pekerjaan Rizal sebenarnya, tapi fasilitas kendaraan untuk mendukung kinerjanya belum disediakan oleh perusahaan. Sedangkan Pak Darman sebagai atasan langsung dari Kepala Gudang hanya bisa berjanji akan membicarakannya dengan general manager di kantor pusat, tapi janji tinggal janji, hampir setengah tahun Rizal menjabat sebagai Kepala Gudang, fasilitas kendaraan untuknya belum dipenuhi oleh perusahaan.

Di tengah kebingungan Rizal dan Pak Arif, tiba-tiba terdengar panggilan radio dari handy talkie yang tersampir di bahu Pak Arif.

"Pos Malapari, B1 panggil, ganti,"

"B1 masuk, di sini pos Malapari, ganti .."

"Di-copy. Bagaimana penjemputan admin baru untuk estate Malapari atas nama Rukmini? Ganti ..."

Pak Arif ragu untuk menjawab pertanyaan dari pos B1 barusan, Ia memandang Rizal yang secara struktural lebih berkompeten untuk menjawab menjawab pertanyaan tersebut.

"Bagaimana, Pak Riz?" tanya Pak Arif bingung.

"Segera dijemput," ujar Rizal menjawab kebingungan Komandan Security itu.

"Dijemput pakai apa, Pak?" Komandan Security itu semakin bingung.

Rizal mengangkat kedua bahunya.

"Ya, pakai long boat mau nggak mau," sahut Rizal enteng.

Pak Arif manggut-manggut.

"Tapi bersihkan dulu boat-nya, Pak Arif. Ada anggota, kan?" Rizal meminta Komandan Security itu untuk mengkondisikan long boat tersebut agar layak untuk ditumpangi oleh Rukmini.

Lihat selengkapnya