BONO 13.15

Onet Adithia Rizlan
Chapter #4

SELAMAT DATANG

Pukul delapan malam long boat yang dikemudikan Hotman baru merapat ke Jetty Estate Malapari. Udara malam di perkebunan sawit yang dingin membuat Rukmini melipat tangannya ke dada. Hotman pemuda Batak yang menjadi driver long boat sudah mematikan mesin lalu buru-buru, menambatkan perahunya ke tiang kayu di samping Jetty.

"Sudah sampai, sudah sampai," teriaknya menirukan kata-kata kenek bus yang ada di kota.

Pak Arif lebih dulu melompat naik ke Jetty sambil membawakan ransel kepunyaan Rukmini sedangkan Rukmini sendiri masih berada di long boat. Ia terlihat gamang hendak berdiri karena long boat yang masih terayun-ayun dipermukaan air kanal.

"Bagaimana ini, Pak?" Rukmini tak jadi berdiri, ia kembali duduk sambil berpegangan kuat pada dinding long boat.

 "Saya turun duluan, nanti pegang tangan saya di pinggir Jetty," Rizal menenangkan Rukmini agar tidak panik.

Jangankan perempuan, Fauzi yang jadi mandor divisi satu saja pernah tercebur kanal karena perahunya oleng ketika hendak turun dan ia kehilangan keseimbangan. Apalagi Rukmini orang baru di sini, tentu saja ia belum terbiasa menggunakan kendaraan air seperti perahu dan sejenisnya.

Rizal berdiri di lantai Jetty yang terbuat dari papan tebal yang dilumuri oli bekas agar tidak mudah lapuk terkena air.

"Ini pegang tangan saya, jalannya pelan-pelan saja dan jaga keseimbangan," Rizal sudah berdiri di pinggir Jetty sambil mengulurkan tangannya kepada Rukmini.

Hotman yang masih berada di ujung bagian belakang long boat, senyum-senyum melihat Rukmini yang ketakutan mau melangkah karena long boat masih terayun-ayun.

"Nggak apa-apa itu, Buk. Jalan aja, kalau perahu ini terbalik paling nyeburnya ke air!" ujar Hotman menggoda meskipun begitu ia tetap memanggil Rukmini dengan sebutan ibu. Karena Hotman tahu Rukmini adalah staf admin yang baru di Estate Malapari dan tentu saja status Rukmini jauh di atas Hotman yang hanya seorang BHL--Buruh Harian Lepas--bukan staf seperti Rukmini.

Meski hampir jatuh terpeleset di ujung tangga Jetty yang sebagiannya terendam air kanal, tapi karena kesigapan Rizal menarik tangan Rukmini hingga perempuan berkulit kuning langsat itu jatuh ke pelukan Rizal hingga membuat Hotman tertawa terpingkal-pinhkal dan Pak Arif cuma senyum-senyum saja.

"Menang banyaklah, Pak Rizal," celetuk Hotman menggoda.

"Kepingin?" balas Rizal menggoda.

Memang di antara para staf, cuma Rizal sendiri yang tidak jaim dan menjaga jarak kepada siapa pun yang bukan staf di Estate Malapari. Sehingga ia banyak disukai oleh para buruh. Mungkin juga karena Rizal masih muda sehingga ia lebih cair dalam bergaul dengan siapa pun dan tidak memandang strata jabatan, staf atau buruh harian lepas. Baginya selagi masih di gaji oleh perusahaan, semuanya adalah kuli termasuk manajer sekali pun.

"Ayo, saya tunjukkan tempat tinggal kamu sementara," Rizal masih membawakan travel bag Rukmini melangkah menuju long house yang kini berada di hadapan mereka.

Lihat selengkapnya