BONO 13.15

Onet Adithia Rizlan
Chapter #8

INTIMIDASI

Pagi itu Rizal dipanggil ke ruangan manajer, tanpa merasa ada yang aneh soal pemanggilan itu, Rizal pun mendatangi ruangan kerjaPak Darman tanpa membawa apa pun termasuk stock card dan catatan stock opname dari gudang. Karena Pak Arif, Komandan Security yang disuruh Pak Darman memanggilnya tidak memberitahu untuk kepentingan apa Rizal dipanggil oleh Pak Darman manajer kebun sawit itu.

Sesampainya di ruang kerja pak Darman, tampak wajah lelaki berusia empat puluhan itu merengut dan tampak marah melihat Rizal.

"Bapak memanggil saya?" tanya Rizal masih tetap berdiri di depan meja Pak Darman.

Rizal tidak akan duduk sebelum diminta oleh manajernya itu, sebab Pak Darman paling marah kalau ada yang duduk sebelum ia mempersilakannya. Hampir semua staf di Estate Malapari pernah kena marah karena masuk ke ruangan Pak Darman, mereka langsung duduk tanpa diminta. Dasar mental feodal! Rizal memaki dalam hati.

"Kau tahu kesalahanmu?" ujar Pak Darman dengan logat Medan yang kental.

Tentu saja Rizal bingung. Salah apa, ya? Ia berpikir keras menganalisa pertanyaan Pak Darman tadi. Kepala Gudang itu coba mengingat-ingat apa yang terjadi seminggu belakangan di gudang atau dengan laporan harian. Rasa-rasanya semua bagus tidak ada koreksi dari Pak Darman sendiri. Lalu kesalahan apa yang telah diperbuatnya?

"Kalau kau masih mau bekerja di sini bekerjalah sesuai job desk-mu, jangan mencampuri urusan orang lain apalagi di luar tugas dan tanggung jawabmu sebagai Kepala Gudang. Ingat itu!" suara Pak Darman meninggi ketika mengakhiri kalimatnya.

"Saya melakukan apa rupanya, Pak?" tanya Rizal berani.

Pak Darman menggebrak meja kerjanya. Rizal terkejut juga melihat sikap manajernya yang tampak sangat emosional itu.

"Kalian jangan coba-coba memfitnah saya, mengerti?!" 

Rizal mulai menangkap arah pembicaraan itu. Meski ia sendiri belum terlalu yakin.

"Kalian melaporkan apa, kepada Pak Leo?" ujar Pak Darman dengan suara bergetar menahan amarah.

Gotcha! Rizal baru yakin sekarang bahwa arah pembicaraan pak Darman bersangkut-paut dengan Rukmini. Rizal menghela napas pelan, coba mengumpulkan keberanian untuk menghadapi Pak Darman yang manipulatif. Bukankah selama ini ia cenderung berbohong dan memanipulasi fakta? Orang dengan perilaku manipulatif biasanya akan membuat alasan, menyalahkan orang lain, atau mengatakan sesuatu tanpa menjelaskan kebenarannya. Sekaranglah saatnya untuk melawan. Rizal telah berbulat hati, lagi pula ia tak sendirian dalam hal ini. Ada Pak Leo yang menduduki jabatan Askep-- asisten kepala--orang nomor dua di estate, yang berpihak pada kasus Rukmini. 

"Kalian yang Bapak maksud itu siapa, Pak?" tanya Rizal pura-pura tidak mengerti.

"Kau dan Rukmini!" suara Pak Darman membentak.

Sudah jelas masalahnya sekarang kenapa ia sampai dipanggil Pak Darman ke ruangannya. Pastilah Pak Leo sudah membicarakan laporan Rukmini tersebut.

"Kalian jangan memfitnah saya, ingat itu!" Pak Darman mulai mengancam.

Lihat selengkapnya