BONO 13.15

Onet Adithia Rizlan
Chapter #16

KORBAN OMBAK BONO

Siang itu Estate Malapari dikejutkan oleh berita duka, ,bahwa ada buruh harian bernama Amaq Inayah pekerja dari daerah Lombok menjadi korban ombak Bono di daerah Pulau Muda, Teluk Meranti. Amaq Inayah bermaksud pergi ke Pekanbaru, tapi di tengah perjalanan speedboat yang ditumpanginya terbalik dihempas dan digulung ombak setinggi 5 meter lalu karam di tengah Sungai Kampar yang lebar dan dalam.

Pak Darman mengutus Asisten Kepala dan satu orang staf bersama dua orang security untuk meninjau lokasi kejadian sekaligus mengurus mayat Amaq Inayah, karena menurut kabar dari lokasi kejadian, semua mayat sudah ditemukan tidak jauh dari lokasi kejadian. Pak Leo sebagai Asisten Kepala ditemani oleh Rizal, Kepala Gudang Estate Malapari dan dua orang security yaitu Pak Arif, sebagai komandan beserta Jumiran, salah satu anggotanya ikut berangkat menuju desa Pulau Muda, di kecamatan Teluk Meranti, Kabupaten Pelalawan, Riau.

Di sepanjang perjalanan menuju desa Pulau Muda, Pak Leo dan rombongannya merasa khawatir, karena mereka juga akan melewati Sungai Kampar dan risikonya bertemu dengan ombak Bono. Namun pengemudi speedboat yang ternyata penduduk asli Pulau Muda memberi penjelasan bahwa ombak Bono atau yang biasa disebut gelombang tujuh hantu, ombaknya menggulung masuk dari arah pantai timur Sumatra menuju Desa Pulau Muda, Kecamatan Teluk Meranti, Kabupaten Pelalawan, Riau. Ombak Bono, begitu warga Kecamatan Teluk Meranti menyebutnya. Fenomena alam ini muncul ketika pasang bulan purnama pada awal tahun dan menjelang akhir tahun.

"Nah, sekarang kan akhir tahun?" ujar Jumiran anggota security yang ikut menjemput mayat Amaq Inaya.

Di dalam speedboat mereka harus bicara dengan setengah berteriak agar terdengar lawan bicara akibat bisingnya suara mesin boat.

"Tidak mesti akhir tahun, ombak Bono datang kalau air laut sedang pasang purnama," sahut pengemudi balas berteriak agar terdengar ke dalam speedboat.

 Bono ini sebenarnya terdapat di dua lokasi di Provinsi Riau yaitu di Muara (Kuala) Sungai Kampar Kabupaten Pelalawan dan di Muara (Kuala) Sungai Rokan di Kabupaten Rokan Hilir. Masyarakat setempat menyebut Bono di Kuala Kampar sebagai Bono Jantan karena lebih besar, sedangkan Bono di Kuala Rokan sebagai Bono Betina karena lebih kecil.

Lihat selengkapnya