BONO 13.15

Onet Adithia Rizlan
Chapter #27

DIPANGGIL GENERAL MANAGER

 Rukmini staf administrasi mengantarkan surat dari general manager ke ruang kerja Rizal.

"Pak Riz, ini ada surat dari general manager," Rukmimi menaruh amplop putih berlogo perusahaan perkebunan sawit ke meja kerja Rizal.

"Surat apa, ya?" Rizal mengambil amplop surat itu dengan wajah heran.

"Tidak tahu juga, Pak. Mungkin saja berkaitan dengan hasil audit beberapa hari yang lalu?"

Rizal terhenyak. Ia baru ingat sekarang. Masuk akal juga bila surat ini merupakan panggilan dari kantor pusat yang meminta pertanggung jawaban dari Rizal sebagai staf logistik yang bertanggung jawab tentang gudang.

Perlahan Rizal menyobek amplop surat dan mengambil selembar kertas putih yang terlipat rapi dari dalam amplop, kemudian Rizal tampak serius membaca isi surat itu. Sedangkan Rukmimi memperhatikan dengan saksama. Ia menunggu Rizal selesai membaca surat itu. Ia penasaran juga bagaimana isi surat itu. Rukmini khawatir, Rizal mendapat masalah karena hasil audit yang menemukan ada satu ton BBM yang digelapkan entah oleh siapa. Rukmini sendiri yakin kalau Rizal tidak bersalah dan tidak terlibat penggelapan BBM itu.

Selesai membaca surat yang dikirimkan oleh general manager dari kantor pusat di Saka Pasir, Rizal menatap Rukmini.

"Besok saya diminta untuk menemui Pak Bahrudin."

Rukmini melihat Rizal seolah ingin mengataka:: saya dalam masalah. Begitulah yang ada dalam pikiran Rukmimi.

"Kapan, Pak Riz diminta datang ke kantor pusat?" Rukmini penasaran.

" Besok," sahut Rizal singkat.

"Saya nggak yakin, Pak Riz yang melakukan semua ini," Rukmini menatap mata Rizal.

"Memang saya tidak melakukannya."

Jawaban Rizal yang singkat itu semakin membuat Rukmini yakin kalau Rizal sedang difitnah oleh sebuah kekuatan yang bisa mengakses gudang tanpa ijin dari Kepala Gudang. Namun Rukmini tak berani menduga-duga.

"Pak Riz,.tahu siapa pelakunya atau sds seseorang yang dicurigai?"

" Ada, tapi saya harus mengumpulkan bukti-buktinya terlebih dulu l, baru menantang orang itu untuk berperang!" Rizal tampak sangat kesal dan marah. Sepeninggal Rukmini, Rizal langsung keluar dari ruang kerjanya dan mencari-cari Edi Badak.

Setelah mencari ke sana ke mari, akhirnya Rizal menemukan Edi Badak sedang berada di bengkel dekat gudang. Edi Badak adalah seorang driver boat Pancung yang bertugas mengantarkan para staf kebun--selain manajer dan Askep--bila hendak bepergian ke luar emplasemen.

" Kenapa mesin boat kau, Badak?' Rizal melihat tangan Edi Badak motor berselemak oli.

"Ini Pak Riz, membantu mekanik memperbaiki mesin boat. Bearing bantalannya minta ganti."

" Masih ada sparepart-nya, kan?" Rizal bertanya kepada mekanik bengkel.

" Masih, Pak Rizal. Kalau untuk mesin 250 PK, ada stock satu lagi," sahut mekanik menjelaskan.

" Ya, sudah. Nanti kasih saya catatan, sparepart apa saja yang kosong."

" Sparepart untuk mesin genset kita juga kosong, Pak. Filter udara dan filter oli yang paling mendesak," mekanik melaporkan.

"Makanya sebelum benar-benar kosong, kasih tahu saya biar segera diajukan pembeliannya."

" Iya, Pak Riz, nanti saya list dulu semua kebutuhannya, baru diberikan ke Bapak," mekanik bengkel perusahaan itu menjelaskan.

"Cepat berikan ke saya. Jangan sampai mesin genset rusak dan akibatnya terjadi pemadaman total, seperti dua bulan lalu. Satu emplasmen gelap gulita dan saya jadi sasaran kemarahan semua staf dan buruh. Karena memang semua kita tergantung pada listrik."

Lihat selengkapnya