BONO 13.15

Onet Adithia Rizlan
Chapter #29

PULANG KE ESTATE MALAPARI

Rizal sampai di emplasemen Estate Malapari pukul 8 malam. Itu akibat tidak ada boat yang bisa menjemputnya yang menunggu di pos B2. Menurut informasi yang diterima Paidi, security yang bertugas di pos B2, ada satu keluarga buruh dari Estate Malapari yang menjadi korban ombak Bono. Jadi semua kendaraan estate, baik itu longboat, pancung, pompong dan bargas semua dikerahkan untuk menuju ke Estate Meranti untuk menunggu korban ombak Bono dari desa Pulau Muda yang dijemput oleh Pak Leo, Asisten Kepala di Estate Malapari.

Karena hari sudah malam, Rizal memutuskan untuk berjalan kaki menuju Estate Malapari menyusuri jalan setapak di pinggir kanal. Karena tidak mungkin dia bertahan dan menginap di Pos Security. Perlengkapan tidur juga tidak memadai. Selimut dan kasur dipakai bergantian oleh security yang berjaga dan yang istirahat. Udara malam hari di perkebunan sawit di tengah hutan ini lumayan dingin kalau malam, belum lagi nyamuknya. Karena itulah Rizal memutuskan pulang ke Estate Malapari meskipun harus berjalan kaki.

"Pak Riz, yakin mau jalan kaki ke Malapari?" Jumiran yang bertugas malam menggantikan Paidi yang berjaga di pos B2 memastikan keinginan Rizal yang ingin pulang ke Malapari dengan berjalan kaki.

"Ya, saya harus pulang malam ini. Karena banyak pekerjaan yang harus diselesaikan sekarang. Termasuk menandatangani request form yang masuk dari para mandor divisi. Kalau tidak ada tangan saya BBM, pestisida dan pupuk tidak akan bisa keluar dari gudang. Terus mereka mau kerja apa di lapangan?" Rizal beralasan.

Jumiran manggut-manggut tanda mengerti.

"Ini, Pak Riz bawa senter saya. Di jalan nanti pasti sangat gelap," Jumiran memberikan senternya untuk dipakai oleh Rizal.

Memang Rizal sudah mengetahui kondisi di jalan setapak di pinggir kanal itu, sepi dan gelap. Apalagi kanal berbatasan langsung dengan hutan yang sangat rapat. Kalau pun ada sinar rembulan itu tidak cukup untuk menerangi jalan setapak yang ditumbuhi semak belukar. Salah-salah, bisa jatuh tercebur ke kanal yang dalam

Jarak dari Pos Security B2 menuju Estate Malapari sekitar, 7 kilometer. Rizal mendongak melihat ke langit melihat cuaca yang sedikit mendung. 

"Yakin, mau pulang jalan kaki, Pak Riz?" Jumiran yang masih berdiri di pintu pos jaga yang juga merupakan rumah tempat tinggal security itu bertanya lagi kepada Rizal.

"Mau nggak mau, saya harus pulang. Oh, ya. Jangan lupa menghubungi lagi pos jaga di Estate Malapari, minta kendaraan menjemput saya dan katakan pada driver itu mereka harus memperhatikan jalan setapak di pinggir kanal. Jemput saya di tengah jalan," ujar Rizal agar Jumiran berpesan begitu kepada siapa pun driver boat yang bisa menjemput Rizal.

"Siap, Pak Riz. Saya akan terus mengontak pos di Estate Malapari. Meminta agar Pak Rizal dijemput," ujar Jumiran berjanji.

Berbekal senter yang di pinjamkan oleh Jumiran, Rizal pun dengan yakin melangkahkan kaki menyusuri jalan setapak di pinggir kanal.

Suhu dingin di sepanjang perjalanannya membuat Rizal mengancing bajunya sampai ke leher, tapi itu juga tidak cukup banyak membantu, Rizal masih merasa kedinginan. Angin bertiup agak kencang menerpa tubuh Rizal yang berjalan pelan memilih pijakan di tanah yang tak rata serta di kiri dan kanannya ditumbuhi semak belukar setinggi paha orang dewasa. Air kanal bergelombang tertiup angin. Kabut putih mulai turun dan melayang-layang menutupi permukaan air kanal. Sementara itu suara-suara binatang hutan seperti siamang dan orang utan terdengar bersahut-sahutan, ditingkahi dengan suara burung kedasih yang menghadirkan suasana magis dan membuat bulu kuduk merinding. 

Rizal masih terus menyorotkan senter ke arah depan. Sinar dari senter itu terlihat lurus membulat sampai sejauh kira-kira seratusan meter. Napasnya mulai tersengal, Rizal menoleh ke belakang. Pos jaga yang sekaligus merupakan rumah bagi para Security, nampak sudah tertinggal jauh di belakang. Hanya cahaya lampunya saja yang terlihat jelas. Suasana begitu sepi, Rizal masih terus melangkah di jalan setapak di pinggir kanal itu. Bayangan gelap di sebelah kanannya adalah barisan pepohonan hutan yang masih tersisa.

Lihat selengkapnya