BORASPATI

Marfenas Marolop Sihombing
Chapter #1

Boraspati dan Warisan Masa Kecil

Huta Tapian Nauli sebuah kampung indah dan tenang dipinggiran Danau Toba, Boraspati lahir dan tumbuh layaknya anak kampung pada umumnya. Dia lahir dari keluarga sederhana dan pekerja keras.  Among-nya adalah seorang tukang ukir gorga batak yang terkenal dikampung Tapian Nauli, sementara Inong-nya seorang petani kopi.

Boraspati adalah nama yang unik dan tidak umum digunakan dikalangan anak-anak bersuku Batak, mungkin hal itu juga yang membuat Boraspati tumbuh menjadi anak yang penuh rasa ingin tahu. Seperti uniknya namanya, begitu juga pribadinya.

Sore itu seepulang sekolah, Boraspati berlari ke bengkel kecil Among-nya di belakang rumah. Di sana, ia biasanya duduk di pojok, menyaksikan Among-nya mengukir kayu dengan hati-hati dan teliti. Ditangan among-nya kayu yang biasa dan bekas pakai bisa menjadi karya ukiran yang menarik yang disebut dengan gorga. Gorga yang rumit dan penuh makna karya among selalu membuatnya terpukau.

Tak tak tak, begitulah suara piso pangalontik membentuk ukiran di papan-papan pilhan Among. Pandangan Boraspati tidak lepas dariu kelihaian tangan among. Sudah berapa banyak ukiran dibuat tangan itu? Sudah sampai kemana sajakah hasil karya tangan itu? Tak henti-henttinya Boraspati bertanya dengan dirinya sendiri. Ia berusaha tidak mengganggu among yang asik dengan kayu-kayu itu. Boraspati juga melihat banyak bekas luka ditangan itu, menunjukkan pengalaman dan integritas among dalam bekerja. Among dan Boraspati sibuk dengan pikirannya masing-masing terkadang begitulah cara lelaki menunjukkan perhatiannya.

 

 

Ditengah pukulan teratur Among, among bersenandung lagu lissoi, khas para parmitu.

LISSOI

Lissoi lissoi lissoi lissoi o parmitu

Lihat selengkapnya