Suatu pagi, sesuatu yang tak terduga terjadi. Terdengar ketukan kencang di pintu rumah Among. Inong segera membuka pintu dan terdiam sejenak memandang sesosok yang didepan pintu. Disana berdiri sosok yang sangat dirindukan, Boraspati anak hasian-nya
"Amangoi anakhu hasianku, rajangku, tondi-tondingku?" Inong menangis Bahagia menyambut yang datang tersebut.
Boraspati, dengan mata berkaca-kaca, menatap rumah dan kampung halaman yang telah lama ditinggalkannya terlebih Inong yang telah melahirkannya berdiri dan mulai bungkuk, berada tepat didepannya.
"Inong, Among Boraspati pulang," katanya dengan suara bergetar.
Inong-nya langsung memeluk Boraspati, diikuti oleh Among-nya yang menahan air mata kebahagiaan.
"Amang, akhirnya kamu pulang," kata Among-nya sambil menahan haru khas seorang pria dewasa. Lagi-lagi ayah terlihat kokoh, laki-laki memang tidak pintar menunjukkan perasaannya.