Borealis di Langit Utara

mwrldy
Chapter #1

Prolog

Sebuah usaha untuk melupakan sejenak fiksasi luka yang selalu bersarang dalam setiap nafas yang diterima.

Mencoba berlari seraya membawa rantai yang terikat kuat di pergelangan kaki manusia agonia.

Kapan para pengecut itu akan berani menghabisi ketidakberdayaannya?

—Borealis di Langit Utara

____________________________________________

"Kamu tidak waras!" ujar Samuel dengan nada sarkastis. Cuaca di tempat itu benar-benar dingin, ditambah perdebatan mereka membuat situasi semakin kacau. Beruntunglah, tenda sudah berdiri kokoh. Setidaknya membantu mengurangi hembusan angin dan hujan salju yang turun begitu deras diluar sana.

"Baiklah, aku memang tidak waras! Kita semua tidak bisa bertahan untuk tetap waras, otak kalian akan ikut membeku dan kita bertujuh berakhir disini!" Bisma membalas sengit perkataan sahabatnya, mengapa Samuel seakan menyalahkan dirinya? Hanya karena ia berjalan beriringan dengan Luther dan tidak menyadari bahwa pria itu mendapati gejala hipotermia. Yang benar saja, lagipula siapa si Luther itu, orang asing yang bergabung dalam perjalanan ilegal ini, bukan? ah, lebih tepatnya mereka semua memang orang asing dari 4 negara yang berbeda.

Kondisi Luther semakin memburuk, dia mengatakan tangannya sudah mati rasa. Semua kata-kata yang ia ucapkan tidak dapat dimengerti oleh yang lainnya-pria itu melantur. Seandainya ia berkata lebih awal, mungkin mereka tidak akan jatuh dalam kondisi seperti ini.

Shea menurunkan tas besar dari pundaknya, ia baru sadar kalau dirinya membawa emergency blanket untuk berjaga-jaga dalam situasi seperti ini. Meskipun hanya membawa satu untuknya pribadi, ia rasa Luther lebih membutuhkannya saat ini.

"Apa yang kamu cari?" tanya Alex saat melihat Shea menggali isi tasnya.

Lihat selengkapnya