Borgol Membawa Petaka

Baiq Desi Rindrawati
Chapter #1

Emosi

Briptu Andika ingin memastikan bahwa semua rekan-rekan seangkatannya sudah masuk dalam daftar tamu undangan.

"Git. Persiapan acara kita nanti sudah beres semua kan?" tanya Briptu Andika, pada calon istrinya, Briptu Nagita.

"Sudah dong.....beres. Kamu tenang aja, sayang," balas Briptu Nagita sembari menambahkan emoticon gambar hati.

"Sayang, bisa jemput aku nggak, sekarang. Aku mau makan bakso di simpang jalan yang deket lokasi rumah kita itu. Di sana katanya enak," pinta Briptu Nagita manja, dari balik ponsel genggamnya.

"Tapi sayang, aku masih tugas. Siap tugas boleh ya. Nanti aku yang traktir makan baksonya," kata Briptu Andika, menolak permintaan Briptu Nagita, siang itu.

"Ih. Kepingin baksonya siang ini, tahu. Nanti anak di kandungan aku, bisa keluar air liurnya terus, kalau nggak dituruti makan baksonya." desak Briptu Nagita.

"Hah. Anak kita. Kapan kita buatnya? Nikah aja belum!" seloroh Briptu Andika.

"Ih pokoknya jemput sekarang. Kalau nggak, nomor kamu aku blokir dan di hari pernikahan kita nanti, aku bisa saja minggat!" ancam Briptu Nagita dengan nada bercanda.

"Hmmm. Ngomong apaan sih." Briptu Andika sedikit cuek akan kata-kata Briptu Nagita tadi.

"Ya udah. Ini serius. Kalau nggak percaya, lihat saja nanti. Aku bakal buktikan omongan aku ini. Aku akan kabur di hari pernikahan kita nanti." ancam Briptu Nagita lagi.

Hingga akhirnya Briptu Andika mengalah dan berjanji akan menjemput Briptu Nagita, di rumahnya.

"Nggak lucu banget, becandanya cewek gue!" celetuk Briptu Andika, di depan Briptu Rendi, sahabat sekaligus kakak kelas waktu dia di sekolahan yang sama.

"Hahahahah. Dia lagi datang bulan, kali. Makanya ngomongnya ngawur begitu?'' ucap Rendi, sembari melepas tawa.

"Iya ya.....aku suka nggak bisa memahami cewek aku itu. Tapi, ya sudahlah. Sebentar lagi aku bakal jadi suami dia, semoga aku bisa memahami dia dengan sepenuh hati," ungkap Briptu Andika. Tak lama, dia pun menghidupkan mesin mobilnya, lalu beranjak pergi dari hadapan Briptu Rendi.

***

Sesampainya di rumah Briptu Nagita, orang tua yang tak lain calon mertua itu, justru menceramahinya.

Kata ibunya Nagita, jadi suami nanti harus banyak mengalah sama istri. Tujuannya tak lain, supaya rumah tangganya aman, tentram dan damai.

Mendengar wejangan-wejangan itu, Briptu Andika hanya manggut-manggut.

Dalam hati, Briptu Andika masih kesal karena kata-kata Nagita, yang suka bicara sembarangan.

"Git. Hati-hati kalau ngomong. Jangan asal ngomong. Karena kata-kata adalah doa. Lalu, bagaimana kalau Tuhan mendengar kata-kata kamu. Bahaya Git," kata Briptu Andika mengingatkan perempuan yang ada di hadapannya itu.

"Kamu sih. Minta jemput untuk antar makan bakso saja, kamu banyak alasan." kata Briptu Nagita, jutek.

"Ya kan aku bilang, aku masih tugas, tadi. Ini aja aku izin sama Kapolsek. Alasan mau antar mama aku ke klinik, kan mama agak nggak enak badan." jelas Briptu Andika mencoba membela diri.

"Iya. Tahu." sahut Briptu Nagita singkat.

"Janji ya nanti kamu yang traktir makan baksonya," tagihnya.

"Iya nyonya Briptu Andika." Pria itu pun menggandeng mesra calon istrinya itu, menaiki mobil Agya milik Briptu Andika.

Lihat selengkapnya