BOY & MILAN

Oleh: B'gék Éspé

Blurb

Pada suatu kesempatan, secara tak sengaja, Boy bertemu Milan dalam kondisi bau minuman keras dan pingsan, melihat Milan yang cantik dalam keadaan pingsan, Boy terpesona. Boy langsung jatuh hati pada Milan, Milan tak tahu itu.
Kenapa Milan pingsan? Dalam keadaan mabok, Milan membawa mobil, ia hilang kendali lalu mobilnya meluncur ke arah tukang jajanan indomie rebus di pinggir jalan. Untunglah Boy mampu mendorong mobil Milan sehingga tak jadi menabrak orang.
Di kesempatan lain, ketika baru masuk SMA, Boy bertemu Milan lagi. Ternyata Milan teman sekelasnya. Timbul hasrat Boy untuk mendekati Milan, tapi Boy tak ingin Milan mengetahui bahwa yang menolong Milan adalah dirinya. Ia tak ingin Milan mau berteman dengannya karena ia pernah menolong Milan. Ia merahasiakan itu.
Milan sendiri, melihat Boy, terkagum-kagum. Boy, ternyata, tidak saja anak cowok yang memiliki pesona karena ganteng, tapi juga karena jago berantem.
Namun, Milan adalah anak cewek yang sombong. Ia, di luar dirinya, selalu menunjukkan rasa tak sukanya pada Boy. Tapi, di dalam dirinya, ia memuja Boy. Di sisi lain, di lubuk hatinya yang terdalam, Milan merasakan bahwa Boy pun memujanya.
Kisah yang unik adalah ketika Milan ulang tahun. Seluruh teman sekelas diundangnya, kecuali Boy. Dan Boy, tak marah, tak tersinggung. Biasa saja. Malah, saat di sekolah ia mengucapkan selamat ultah dan memberikan kado cincin yang ada namanya.
Lucunya, di saat pesta ultahnya, Milan blingsatan karena Boy tak datang, padahal ia tak mengundangnya. Bisa begitu? Ya, begitulah Milan. Milan selalu tak mau disalahkan dan salah.
Awalnya, Milan memang tak mengundang, tapi setelah ketahuan jatuh hati pada Boy oleh kawan-kawannya, Milan mengakuinya. Lalu temannya menganjurkan agar Milan mengundang Boy. Tapi, Boy tak bisa dihubungi. Temannya, Windy dan Putri, mendatangi rumah Boy untuk mengundang. Tapi, di rumah Boy, mereka mendapati Boy sedang "bermesraan" dengan Jelita, seorang kakak kelas, yang memang sudah naksir Boy sejak MOS.
Setelah mendengar kabar dari Windy dan Putri, Milan duka. Boy sudah punya pacar. Milan lalu merencanakan akan membuat Boy cemburu. Caranya, Milan mengajak Ketua OSIS John untuk berpura-pura pacaran dengannya.
Tapi, Boy tak tergubris. Ia biasa saja. Ia tak cemburu. Justru malah datang ke rumah Milan lalu menyatakan cinta pada Milan. Keangkuhan cinta Milan terusik. Ia sangat senang dan bahagia. Kebetulan, ia dan Boy jadi ikut anggota ekskul HIMSIPA sekolah. Tapi, Boy belum tahu.
Melihat Milan di tempat pelantikan keanggotaan HIMSIPA di bumi perkemahan Cibodas. Boy surprise. Lalu mereka jadian di sana. Milan lalu membatalkan hubungan pura-puranya pada John, tapi John tak mau. John malah menantang Boy duel untuk memperebutkan Milan. Akhirnya Boy dan John duel, dan, tentu saja yang menang adalah Boy karena Boy jago berantem.
Sementara itu, Boy menginginkan agar Milan berhenti minum minuman keras. Tapi, Milan menolak. Akhirnya mereka putus. Bukan main, pacaran mereka terjadi hanya semalaman saja.
Di rumah, Milan baru menyadari bahwa sesungguhnya ia amat mencintai Boy. Lalu ia berhenti minum lalu mencari Boy. Dan secara kebetulan pula, Milan teringat kejadian sewaktu ia pingsan gara-gara mabok. Ternyata yang menolong sehingga ia tak jadi menabrak orang adalah Boy.
Duhai... sungguh amat menyesal sekali Milan. Ternyata Boy ingin ia berhenti mabok itu demi menyelamatkan dirinya dari pengaruh alkohol yang berbahaya. Dan bukan menghentikan kesenangannya. Dan, ia merasakan Boy amat mulia hatinya. Ia menolong tapi tak ingin diketahui bahwa dirinya menolong...
Milan mencari Boy, Boy tak dapat dihubungi, tak diketahui dimana. Ia terus mencari. Berkat bantuan Kang Jaka, tukang mie rebus, ia menemukan Boy di rumah Bang Sabeni guru silat Boy. Milan senang, dan minta maaf bahwa ia pernah egois pada Boy.
Boy yang memang mencintai diri Milan apa adanya. Mau menerima kembali Milan.

Lihat selengkapnya