“Malam guys.”
Suara khas Tama membuat siapapun terpesona, termasuk Letta—wanita penggila vlogger—yang selalu senantiasa menunggu channel Tama Quartet Boys mengupdate video vlog tentangnya atau sahabat Quartet Boys-nya. Spesial untuk malam ini, Tama akan live di channelnya. Sekarang wanita itu sudah duduk manis, berbekal sepiring penuh kentang goreng.
“Sesuai yang gue janjikan di vlog sebelumnya. Malam ini tema LIVE gue adalah ‘Special Dinner feat Nevan’. Kenapa gue kasih judul itu?” Letta masih terpaku menatatap layar laptopnya, melihat Tama dengan semangat membicarakan tema vlog hari ini. Tangan wanita itu perlahan meraba piring yang ada disampingnya, namun tangannya tidak menemukan apapun. Cewek itu langsung menghentikan video vlog Tama dan memicingkan kedua matanya, seolah ia menerawang pelaku dibalik menghilangnya cemilan miliknya?
“Jovanka, dasar maling makanan.” Suara Letta berhasil membuat cewek yang sejak tadi menonton serial anime One Piece tersedak tak karuan. Letta tak tinggal diam, ia langsung menyerbu Jova, menggelitikinya hingga sahabatnya meminta ampun padanya.
Bukannya meminta ampun, Jova justru kembali menyerang Letta dengan mengelitikinya dibagian pingang. “Ampun Jov. Enggak tahan. Air mataku sudah keluar.” Senjata makan tuan untuk Letta.
“Kamu sih, ganggu aja. Jadi ketinggalan lihat Sanji masak.” Letta hanya menggeleng-gelengkan kepalanya. Dirinya masih tidak memahami jalan pikir sahabatnya satu ini, kelewat unik atau kelewat aneh. Haruskah mencari pacar yang bisa memasak? Letta rasa itu enggak perlu, yang penting bisa menafkahi lahir batin, penyayang dan pekerja keras baginya sudah cukup. Bisa masak itu adalah point tambahan. Tapi berbeda dengan Jova, yang mengharuskan calon pacarnya mampu memasak. Apa Jova terlalu takut mereka enggak bisa makan? Halo, sekarang sudah bisa food delivery, kalau memang Jova nol dalam hal memasak.
Jova memilih mematikan televisinya, berpindah menuju sofa dimana Letta duduk manis menatatap laptopnya. Ia begitu penasaran apa yang sedang ditonton Letta, sampai sebegitunya fokus. “Nonton apa sih? Kok fokusnya ngelebihi kamu kerja.” Letta tidak terusik dengan pertanyaan Jova, yang ada Jova ikut fokus menatatap layar laptop Letta.
Dilayar laptop Letta terlihat sosok cowok maskulin, mengenakan kemeja dengan lengan yang dilipat hingga siku, dua kancing kemejanya dibuka begitu saja, dan mengenakan celemek hitamnya. Tangannya begitu mahir mengambil bahan maupun bumbu yang dibutuhkan. Mencampurkannya menjadi satu dengan takaran yang sudah diluar kepalanya.
“Guys, inilah alasan gue kasih judul ‘Special Dinner feat Nevan’ karena dia sendiri yang bakal masak makan malam untuk aku, si Nista, dan Basoka.” Kamera Tama perlahan menyoroti Soka yang sedang duduk bersila dipojokan dengan sketch book kesayangannya. Bergilir menyoroti Nesta yang berkutat pada laptopnya disamping Soka.
“Aku harap novelnya cepat kelar, sudah penasaran banget.”
“SEJAK KAPAN KAMU DISITU?” Letta orang pertama yang berteriak terkejut dengan kehadiran sahabatnya—Zelin yang salah satu fansnya Hones—penulis novel favorit Zelin.