Bright Blue Autumn

Ariesta Mansoer
Chapter #9

A BAD PERSON

Di ruangan luas berwarna putih dengan empat sekat itu, Lizzy dibantu ibunya mengangkat sebuah pigura lukisan dan menggantungnya di salah satu dinding kosong galeri. Lukisan berjudul “Bright Blue Autumn” itu adalah karya Lizzy yang pertama, menjiplak gambar di halaman terakhir buku sketsa pemberian Dylan. Dalam lukisan itu, seorang gadis berada di tengah Bow Bridge dan seorang pemuda berdiri di ujung jembatan. Berlatar langit yang membiru cerah dan dedaunan maple berguguran di sekitar mereka, lukisan itu memberi kesan romantis. Bagi Jenny, Lizzy sangat berani dalam mencampurkan dan memadu padankan warna, teknik realis yang digunakannya menambah nuansa dramatis pada hasil karyanya.

Lizzy sebenarnya tidak menyukai ide memajang lukisan ini di galeri. Namun menurut ibunya, lukisan itu bernilai seni tinggi dan pantas untuk disandingkan dengan ratusan lukisan karya kakek dan ayahnya. Jenny mahfum bahwa lukisan Lizzy jauh dari kata sempurna. Kenyataan bahwa Lizzy sudah berusaha keras untuk meneruskan profesi ayah dan kakeknya membuat Jennifer bahagia tak terkira. Dia sungguh  tak dapat menyembunyikan perasaan bangga terhadap anak semata wayangnya itu.

Mereka duduk di sofa beludru hitam di sudut ruangan sambil memandangi lukisan itu. Lizzy memperhatikan ibunya yang tengah menyesap secangkir teh hijau, dia menimbang-nimbang apakah ini saat yang tepat untuk meminta sesuatu padanya atau tidak. Namun Lizzy sudah bertekad, dia harus mengutarakan pada ibunya tentang rencana masa depannya.

Mom, what is your passion?”

Jenny menoleh pada anaknya, memandanginya dengan senyum simpul. Dalam hati dia menebak-nebak kemana arah pembicaraan Lizzy. Tidak biasanya Lizzy membuka percakapan lebih dulu. “Karena Mom membuka galeri ini, sudah pasti Mom berminat pada seni lukis, bukan begitu?”

“Apa Mom yakin tidak menyukai hal lain?” tanya Lizzy lagi.

I used to like many things when I was at your age. Tapi sekarang hidup Mom adalah tentang kalian dan galeri ini. Mom suka hidup seperti ini.”

“Mom seorang kurator lukisan dan marketing yang hebat. Apakah Mom pernah berpikir untuk melukis?”

Jenny mulai bingung. Dengan ragu dia menjawab, “Pernah terlintas untuk mencobanya tapi sepertinya Mom tidak berbakat melukis.”

Me neither, Mom.”

What are you talking about? Look at that painting.” Jennifer menunjuk lukisan di hadapan mereka. “Kamu sangat berbakat, sayang.”

“Lizzy mengambil gambar orang lain, mencetaknya dalam ukuran besar dan menjiplaknya di kanvas. Lizzy cuma mewarnainya, Mom. I’m so sorry. I’m a very bad person.” Bibir Lizzy bergetar menahan tangis. “Lizzy tidak berbakat melukis dan sama sekali tidak menyukainya. Selama ini Lizzy kesulitan dalam studi dan merasa sangat frustasi. Mom harus tahu kalau selama beberapa bulan terakhir Dylan yang mengerjakan semua tugas kuliah.”

Lihat selengkapnya