Central Park, New York City
Menjelang Sore di Tahun Berikutnya.
Tepuk tangan meriah membahana di Naumburg Bandshell saat salah satu gitaris dari The Juilliard School menutup penampilannya. Sebuah lagu dengan nada sederhana namun menyentuh hati karena penghayatan sang penggubah begitu dalam pada karya instrumen berjudul ‘Bright Blue Autumn’ itu. Lizzy membungkuk hormat kepada penonton. Senyumnya mengembang, terutama saat melihat orang tuanya duduk di baris terdepan dan bertepuk tangan tanpa henti. Mr and Mrs. Winslow tak dapat menyembunyikan rasa bangga terhadap anak semata wayang mereka yang penuh bakat itu. Mereka ikut bahagia selama bisa melihat anaknya tersenyum setiap hari. Jangankan hanya kehilangan nama besar Winslow sebagai pelukis ternama, bahkan mereka rela menukar semua yang mereka miliki di dunia demi melihat putrinya bersuka cita dan meraih mimpinya.
Konser di bangunan tua berbentuk seperti kerang dengan halaman luas yang dapat menampung ribuan orang itu masih berlangsung. Namun Lizzy berjalan menjauh dan menuju sebuah jembatan beton putih di atas danau. The Bow Bridge yang legendaris. Tempat yang menjadi saksi bisu berbagai drama percintaan, banyak yang selesai dengan baik, tak sedikit pula yang usai berujung pelik. Dia sendiri tak punya bayangan tentang bagaimana akhir kisahnya. Perpisahan dramatis nan romantis di Jakarta tahun lalu, tak pernah hilang dari ingatannya. Itu merupakan hari terhebat dan ternekat dalam hidupnya. Menjelajah separuh bumi dan meneriakkan isi hati di negeri yang jauh terlebih lagi di hadapan banyak orang yang bersorak riuh. Setiap kali mengenangnya, Lizzy tidak pernah tidak tersipu malu.
Lizzy menengadah sambil memejamkan mata, menghirup udara beraroma krisan di sekitarnya dan membiarkan wajahnya diterpa semilir angin musim gugur. Noda kilau matahari yang menyusup di balik awan, menimpa pipinya yang kemerahan. Dia akan selalu menyukai tempat ini, dimana daun-daun maple berwarna kuning, merah dan coklat beterbangan, air danau memantulkan cahaya matahari dan langit membiru cerah. Lizzy membuka halaman terakhir di buku sketsa, dia adalah gadis yang berdiri di tengah jembatan, sayang sekali pada kenyataannya pemuda dengan mata biru elektrik di ujung jembatan itu tak nyata adanya.