Broken Angel

Andrea Jevan
Chapter #1

Ditinggalkan Di Malam Pertama

“Maaf, kami sudah berusaha sebaik mungkin, tapi Tuhan juga yang berkehendak. Bapak Edward dan Ibu Shinta tidak berhasil kami selamatkan.”

Sekujur tubuh Angel melunglai. Sendi-sendi penyanggahnya seketika luruh saat telinganya menangkap berita buruk itu.

Kedua orang tuanya mengalami kecelakaan. Mobil yang membawa mereka hancur. Keduanya pun tidak dapat diselamatkan meski tenaga medis sudah mengupayakan cara terbaik. Padahal satu minggu lagi pernikahan Angel dengan putra rekan bisnis papanya akan diselenggarakan. Sayang, kehendak Tuhan seringkali tidak sejalan dengan keinginan manusia. Sebelum berhasil menyaksikan putri tunggal mereka bersanding di pelaminan dengan menantu pilihan mereka, sepasang suami istri itu dipanggil yang kuasa dengan cara yang tidak terduga.

"Kami ikut berduka cita atas musibah ini. Yang sabar ya.”

"Terima kasih, Dok," jawab Angel lirih membalas ucapan belasungkawa dari dokter yang menangani kedua orang tuanya. Pipinya basah oleh lelehan air mata.

Hari itu juga kedua orang tua Angel dimakamkan. Berbagai papan bunga memenuhi ruas jalan. Sebagai pengusaha ternama orang tua Angel memang memiliki banyak kolega.

Pemakaman dipenuhi oleh pelayat termasuk oleh keluarga calon mertua Angel. Hanya saja Angel tidak tahu kenapa calon suaminya tidak ada di sana. Namun, ia tidak ingin memikirkannya. Kesedihan yang merayapi hati menguasai seluruh atensi perempuan itu.

"Tante ikut sedih atas musibah yang menimpa orang tua kamu, Ngel. Tapi kamu tidak sendiri di dunia ini. Masih ada Tante, Om, dan Ben," ucap Natasya—calon mertuanya, menghibur Angel yang sedang berduka.

Angel membalas ucapan belasungkawa itu sambil memandang Natasya dengan matanya yang sembab.

"Kamu jangan khawatir, Angel. Pernikahan kamu dan Ben akan tetap terselenggara. Pernikahan itu tidak akan dibatalkan." Natasya melanjutkan perkataannya.

Untuk sesaat Angel termenung. Ia baru saja kehilangan kedua orang tuanya. Ia pikir lebih baik pernikahan tersebut diundur dulu jika tidak bisa dibatalkan.

“Tante, apa nggak bisa ditunda dulu? Papa dan Mama baru saja meninggal."

"Nggak bisa, Angel." Natasya menyahut dengan cepat. "Gedung sudah di-booking, undangan juga terlanjur disebar. Kita bisa malu kalau sampai pernikahan kamu tidak jadi diselenggarakan. Bukannya Tante tidak mengerti perasaan kamu. Tante sangat paham kalau saat ini kita sedang ada dalam masa berkabung. Tapi satu minggu lagi Tante pikir tidak terlalu cepat."

Jawaban Natasya membuat Angel terdiam. Ia masih ingin membantah, tapi logikanya berkata pendapat calon mertuanya sepenuhnya benar.

Angel akhirnya hanya bisa menyerah pada keinginan calon mertuanya. Ia tidak ingin mencoreng arang di muka siapapun.

Lihat selengkapnya