Angel terbangun pagi ini dengan kepala dan mata yang sama beratnya. Ia hampir tidak bisa tidur semalaman. Ia menunggu Ben pulang. Tapi nyatanya saat ia bangun pagi ini tidak menemukan suaminya itu di sisinya. Ben tidak pulang semalaman. Dan Angel tidak tahu Ben pergi ke mana.
Menghela napas, Angel turun dari tempat tidur lalu mengambil air putih. Ia memang memiliki kebiasaan minum segelas air setiap kali bangun tidur di pagi hari.
Angel duduk sesaat di kursi sembari menyesap air di gelas. Lalu lagi-lagi dihelanya napas panjang.
‘Welcome to your new life, Ngel. Ini nggak akan mudah, tapi bukan berarti kamu nggak bisa.’ Angel berbisik di dalam hati menyemangati dirinya sendiri.
Perempuan itu kemudian bergerak dari tempat duduknya. Ia harus mandi lalu berangkat ke kantor. Banyak hal besar sudah menantinya di depan sana.
***
“Lho, Bu Angel? Kenapa ngantor?” Luna—asisten Angel, membelalak saat melihat Angel hadir di kantor pagi ini.
“Kenapa, Lun? Memangnya saya udah nggak boleh ngantor lagi?” balas Angel meskipun di dalam hati ia tahu persis alasan di balik keheranan Luna.
“Bukan begitu sih, Bu, tapi Ibu Angel kan baru menikah. Seharusnya saat ini Ibu lagi honeymoon atau apa gitu,” ucap Luna lagi sembari mengiringi langkah Angel dengan kakinya.
“Memangnya wajib gitu kalau habis nikah langsung honeymoon?” Angel menjawab dengan santai.
“Ya nggak wajib sih, Bu, tapi biasanya kan gitu.”
“Itu orang lain, Lun, bukan saya.” Angel masih sesantai tadi menjawab bersama tangannya yang memutar pintu ruangan.
Luna ikut masuk ke sana. Perempuan itu lantas duduk menempatkan dirinya di depan Angel.
"Schedule saya apa hari ini, Lun?"
"Ibu nggak ada schedule apa-apa, tapi tadi Pak Candra menelepon saya, katanya kalau Ibu sudah masuk beliau mau bertemu."
Angel memijit-mijit pelipisnya. Candra adalah nama kuasa hukum keluarganya yang selama ini menangani apa pun yang diminta oleh orang tuanya.
"Dia mau apa?"
"Saya juga nggak tahu, Bu. Dia cuma nitip pesan sama saya."
"Bilang saya udah ngantor. Saya mau bertemu dengan dia.”
"Baik, Bu, saya hubungi dia dulu."
Selagi Luna menghubungi Candra, Angel membuka laptopnya. Ia baru beberapa minggu bergabung dengan perusahaan ini. Seperti yang orang tuanya katakan, sebagai pemula ia perlu banyak belajar. Ben adalah orang yang paling tepat untuk mengajarinya. Dengan menikah dengan lelaki itu bukan hanya hubungan mereka yang akan semakin kuat, namun perusahaan juga akan bertambah besar.
"Bu Angel ..."
Suara Luna membuat Angel mengangkat kepalanya yang terpekur. Asistennya itu sudah selesai menelepon.