Angel hanya bisa menghela napas panjang sambil menahan perasaan sedih kala menyaksikan bagaimana perusahaan peninggalan orang tuanya serta aset-asetnya berpindah ke tangan Ben. Sebagaimana surat wasiat tersebut, maka hari ini Ben menandatangani surat pengalihan aset atas namanya disaksikan oleh notaris dan pihak-pihak terkait.
“Selamat, Pak Ben, mulai hari ini Bapak resmi menjadi CEO PT. Galaxy.”
Senyum samar terukir di bibir Ben. Mulai hari ini ia mendapat kuasa penuh tidak hanya atas Angel namun juga seluruh harta bendanya. Orang tuanya benar. Jika ia menikah dengan Angel maka ia dengan mudah menguasai perusahaan milik Angel yang sudah begitu besar dan memiliki cabang di beberapa daerah. Hanya saja Ben tidak menyangka jika langkahnya akan secepat dan semulus ini. Ia tidak perlu menanti bertahun-tahun untuk menjadi pemimpin Galaxy Group. Ia juga tidak perlu mengkhawatirkan hal-hal yang berhubungan dengan keuangan. Malah ia bisa menyelamatkan perusahaan orang tuanya yang sedang mengalami krisis finansial.
Setelah penandantanganan dilakukan Ben dikenalkan secara resmi kepada seluruh karyawan perusahaan sebagai CEO Galaxy Group yang baru. Mereka menyambut dengan gembira pemimpin baru mereka. Selain masih muda Ben juga sangat gagah dan begitu memesona. Membuat siapa saja yang memandang tidak mampu melepaskan tatapan darinya.
Dengan menahan sesak di dada Angel meninggalkan kantor. Perasaan sedih merayapi hatinya mengingat peninggalan orang tuanya sudah berpindah tangan. Tidak akan menjadi masalah jika Ben yang memegangnya andai lelaki itu bisa bersikap baik padanya. Yang terjadi adalah selama seminggu mereka menikah Ben tidak pernah menganggapnya sebagai istri. Lelaki itu kasar padanya. Ucapan yang keluar dari mulutnya selalu bernada ketus dan sinis hingga membuat perasaannya yang halus tergores. Namun, yang membuat Angel tidak habis pikir kenapa orang tuanya dengan begitu mudah percaya pada Ben. Andai saja keduanya tahu apa yang pria itu lakukan pada putri tunggal kesayangan mereka, Angel berani memberi garansi orang tuanya akan sangat menyesal. Dan juga, entah kapan surat wasiat itu dibuat Angel tidak pernah tahu.
Angel berbelok memasuki kawasan elit yang dulu merupakan tempat tinggalnya. Rumah orang tuanya ada di sana. Sejak menikah dengan Ben, Angel tinggal bersama lelaki itu di apartemennya.
Menepikan mobil, Angel berhenti tepat di depan sebuah rumah berwarna putih gading. Perempuan itu keluar dari dalam kendaraannya. Langkah kakinya terhenti di depan pagar. Tidak hanya karena pagar tersebut dikunci, namun juga karena ia melihat tulisan “RUMAH INI DIJUAL” di depannya.
Angel menolehkan kepala ke kanan dan ke kiri, mencari seseorang yang bisa memberinya informasi, tapi tidak satu pun manusia ada di sekitarnya. Lalu otaknya mengirim perintah agar ia menelepon pengacaranya yang segera ia lakukan.
“Halo, selamat siang, Bu Angel.” Terdengar sapaan Candra di ujung telepon sana.
“Selamat siang, Pak. Ini kenapa ada tulisan “RUMAH INI DIJUAL” di depan rumah orang tua saya? Maksudnya apa ya?” buru Angel tidak sabar.
Candra tak seketika menjawab. Pria itu mencerna perkataan kliennya. Lalu setelah ia paham pria itu pun memberi jawaban.
“Bu Angel di mana sekarang?”
“Saya di depan rumah orang tua saya. Tapi saya kaget melihat tulisan itu, Pak. Siapa yang menyuruh menjualnya?”