Broken Angel

Andrea Jevan
Chapter #4

Kedatangan Tamu Mengejutkan

Rahang lelaki yang saat ini sedang duduk di hadapan Angel mengetat. Sementara sorot tajamnya semakin dalam menghujam Angel. Kilasan adegan demi adegan kini menari-nari di depan matanya. Saat itu kedua orang Ben memintanya untuk menerima perjodohan dengan Angel lalu menikahi perempuan itu.

“Aku nggak mungkin nikah sama dia, Pi!” sentak Ben keras menolak permintaan orang tuanya. Ia baru saja kembali ke rumah, lalu tiba-tiba disuruh menikah dengan wanita yang tidak dicintainya.

“Tapi kamu wajib menikahi Angel!” balas pria berbadan tegap yang wajahnya merupakan kopasan Ben versi senior.

“Aku nggak mau, Pi. Aku nggak mencintai perempuan itu. Aku sudah punya kekasih!”

Sekeras diri Ben menolak, maka sekuat itu pula ayahnya memaksa.

“Putuskan kekasihmu itu! Papi nggak mau mendengar apapun alasan kamu. Atau kamu mau usaha kita hancur? Kalau memang itu yang kamu inginkan bersiap-siaplah untuk hidup miskin!”

BRAAAK!!!

Pintu dibanting sebelum Ben sempat menjawab.

Ben Evano, pria muda berusia dua puluh tujuh tahun itu mendengkus. Ia benci dan sangat menentang keinginan orang tuanya yang bermaksud menikahkannya dengan Angel hanya demi kerjasama bisnis. Saat ini perusahaan keluarganya sedang berada di ujung tanduk. Mereka butuh suntikan dana yang tidak sedikit. Keluarga Angel yang kaya-raya dari keluarga Ben bisa membantu. Apalagi menurut mereka, Angelica Daniel yang merupakan pewaris tunggal perusahaan belum terlalu berpengalaman mengurus bisnis. Gadis itu butuh seseorang untuk mendampinginya.

“Ben, sudahlah. Ikuti kemauan papimu. Soal cinta itu bisa tumbuh belakangan, yang penting kamu menikah dulu.” Natasya—maminya Ben, menyentuh pundak sang putra lalu memberinya nasihat.

“Nggak ada yang namanya cinta tumbuh belakangan, Mi! Aku sudah punya kekasih. Tolong mengertilah …,” ucap Ben memohon dengan sangat, berharap maminya itu benar-benar paham akan perasaannya. Ben tidak ingin menikah dengan orang yang tidak diinginkannya. Ia sudah memiliki kekasih yang sangat ia cintai dan dipacarinya sejak lama.

No excuse, Ben. Kamu jangan buang-buang peluang emas ini. Kalau kamu menikah dengan Angel maka hidup kita akan terjamin. Kamu nggak perlu memikirkan apa pun sampai tua.”

Mau tidak mau Ben akhirnya menyerah pada keinginan kedua orang tuanya. Ia menikahi perempuan yang tidak dicintainya sama sekali.

“Jawab pertanyaanku, Ben! Kalau kamu memang nggak mencintaiku, jadi apa tujuan kamu menikahiku?”

Lamunan Ben buyar seketika saat suara Angel menyapa telinganya. Perempuan itu masih menanti jawabannya.

“Aku rasa kamu nggak perlu menanyakan hal itu lagi. Kita sama-sama tahu apa alasannya, Angel.”

Lihat selengkapnya