Aku menajamkan telingaku, berusaha mendengarkan suara-suara berbisik itu. Siapa itu yang sedang berbisik, apakah apartemenku kemasukan pencuri? Aku turun dari ran--aku ternganga, kakiku bukan turun dari ranjangku tapi turun menuju tangga ke bawah tanah.
Aku menatap sekelilingku, ada di mana aku ini? Lampu dengan bola lampu berwarna kuning di dinding menerangi tangga, aku menuruni anak tangga pertama perlahan. Aku tidak mau mengambil resiko ketauan, aku tidak yakin apakah kali ini aku bisa terlihat atau tidak.
Kedua orang itu tetap berdiskuisi dengan suara kecil, jadi aku melangkah lagi turun sambil berpegangan pada lengan tangga, cahaya kuning lampunya tidak cukup terang untuk menerangi anak tangga itu. Suara mereka lebih jelas sekarang sehingga aku tidak melanjutkan langkahku lagi, aku berdiri diam-diam mendengarkan.
" Kita harus bertindak Tom, orangtua itu tidak bisa bertindak seenaknya aza. Kita punya hak menuntut," suara seorang pria terdengar emosi.
" Tapi itu baru desas desus Walt, jangan dulu di percaya. Bukankah kita bisa langsung bertanya padanya tentang isu ini?" balas suara pria satunya dengan suara tenang.
" Jangan Tom, kita harus pura-pura tidak tau supaya kita bisa mengatur rencana dulu, kalau dia tau kita tau tentang ini bisa-bisa dia bertindak duluan sebelum kita!" pria yang dipanggil Walt itu tidak setuju.
" Begini aza, biarkan aku memastikan dulu isu ini baru kita susun rencana. Tapi sebelum kepastian itu, berlakulah seperti biasa, oke Walt?" Tom agak menekankan nada suaranya.
Walt menggumam tapi aku tidak bisa mendengarnya karna ada suara dering telpon. Aku langsung panik, apakah aku membawa selularku yang sekarang berbunyi dan mereka di bawah ini mendengarnya? Apakah aku akan tertangkap?
Aku langsung membalikkan tubuhku hendak bergegas naik ke atas tapi kakiku tersandung dan aku terjatuh. Aku menjerit ngeri membayangkan aku akan jatuh di depan Tom dan Walt, entah siapa mereka.
Brukkkkk, tubuhku menghantam lantai. Sunyi, jadi aku membuka mataku pelan-pelan dan poster Chris Evans yang tertempel di dinding kamarku tersenyum padaku ( Posternya kudapatkan dari bonus majalah, ga ada salahnya kutempel di dinding daripada kubuang kan? mum pernah bertanya dulu saat pertama kali datang mengunjungiku).
Selularku terus berbunyi, aku buru-buru mengangkatnya, dari bibi Nelly yang mengabarkan kalau dia sudah sampai. Aku bergegas turun untuk menjemputnya naik. Bibi Nelly yang malang, dalam semalam dia kelihatan jauh lebih tua dari umurnya. Rambut ikalnya bahkan kelihatan tidak di sisir, begitu kusut dan berantakan, wajahnya begitu cekung dengan mata sembab. Aku memeluknya dan dia menahan tangis.
Aku membantunya mendorong koper kecilnya masuk lift. Sesampainya di apartemenku aku langsung mengantar bibi Nelly ke kamarku untuk istirahat dulu. Mum dan bibi Nelly akan menempati kamarku, dan aku pindah ke kamar satunya lagi yang lebih kecil dengan kasur lipatku.
" Terimakasih Jen uda merepotkanmu, tapi kurasa aku tidak bisa tidur. Ibumu apa uda mau sampai?" suara bibi Nelly terdengar agak serak.
" Uhmmm kalau begitu aku bikinin teh manis ya bibi, ayo sekalian makan, aku uda pesan chinese food tadi. Aku coba cek mum uda nyampai di mana ya," aku mengecek selularku, tadi ada pesan dari mum yang belum sempat kubaca.
Jen, mum uda dekat Center city. Apa bibi Nelly uda di apartemenmu? Temanin bibi Nelly ya.
Aku membalas pesan mum sambil mengaduk gula. Bibi Nelly duduk melamun di meja makan, sop jagung,mie goreng dan fuyunghai yang kupesan dari chinese restaurant hanya di pandanginya tanpa berselera. Perasaanku teriris melihatnya, tapi aku menelan kembali rasa sedihku.
" Bibi, diminum dulu teh-nya, mum sudah hampir sampai. Mungkin 1/2 jam lagi, ini mie-nya enak loh, aku ambilin ya." ujarku sambil mengambil piring.
Bibi Nelly tidak menjawab apa-apa, dengan sedih aku menaruh piring berisi mie dan fuyunghai di depannya. Aku duduk dengan canggung, sangat memahami betapa bibi Nelly butuh waktu untuk menerima kenyataan ini, betapa gelap dunianya kini tanpa putri satu-satunya. Aku merasa airmataku hampir jatuh, dengan cepat aku menyekanya.
" Jess Jumat kemarin menelponku setelah sekian lama mengabaikanku, aku sangat senang sekali Jen. Kami mengobrol sangat lama, tertawa dan menangis bersama. Dinding es di antara kami seolah mencair, pertama kalinya Jess mau berterus terang padaku tentang perasaannya." suara bibi Nelly bergetar memecahkan keheningan.
" Katanya dia baru bertemu denganmu Jen, dan apa yang kamu katakan padanya membuka mata dan pikirannya. Bibi sangat berterimakasih padamu, setidaknya kami punya saat terakhir untuk untuk---," bibi Nelly tidak mampu melanjutkan kalimatnya.
Aku menghampiri bibi Nelly yang menangis, memeluk tubuhnya yang bergetar. Sambil terbata-bata dia mengatakan bahwa dia baru berpikir ini adalah awal baik hubungan ibu dan anak, tapi tak pernah disangkanya ternyata telepon Jumat sore itu adalah yang terakhir kalinya, seperti salam perpisahan terakhir Jess kepadanya, Jess terus menerus meminta maaf pada bibi Nelly saat itu.
" Laki-laki bajingan itu, kusangka dia hanya memanfaatkan Jess, tak pernah terpikirkan suatu saat dia akan mem-mem--padahal Jess selalu membelanya, ohh Jess yang malang," suara bibi Nelly penuh emosi.
" Detektif Kenneth akan meminta keterangan kita besok bibi, aku uda membuat janji dengannya. Kita akan meminta keadilan untuk Jess," kataku sambil memberikan cangkir teh manis kepada bibi Nelly.
Bibi Nelly meneguk teh manisnya dan dengan suara serak penuh emosi menceritakan bahwa saat di telpon detektif Kenneth, bibi Nelly sudah meyakinkan detektif itu kalau Jess bukan anak kecil yang akan terpeleset di balkon, kecuali di dorong, jadi itu tidak mungkin suatu kecelakaan. Hanya ada Andrew yang tinggal bersamanya, dan hubungan mereka lagi ga baik, sudah bisa dipastikan ini semua adalah tindakan jahat Andrew.
Kata detektif Kenneth otopsi akan di lakukan, dan polisi juga sudah memeriksa Tkp serta langsung menahan Andrew. Saksi yang melihat kejadian jatuhnya Jess juga akan di periksa, dia meyakinkan bibi Nelly mereka akan menyelidiki kasus ini sebaik-baiknya. Cerita bibi Nelly terpotong oleh telpon yang masuk ke selularnya.