Broken Angel

Liliyanti
Chapter #16

Pulang menuju akhir

Aku mengantar bibi Nelly sampai ke lobby. Bibi Nelly akan mengambil abu Jess di rumah abu sebelum menuju airport. Aku memeluknya dengan perasaan sayang.

" Baik-baik ya Jen, bibi berharap kamu dan ibumu berhasil mematahkan semua kutukan, andai aza aku bisa menolong. Terima kasih atas semuanya Jen." kata bibi Nelly sambil menepuk punggungku.

" Pasti bibi kami akan berhasil. Setelah semua beres aku akan mengajak mum mengunjungi bibi, aku juga ingin melihat kotaku dilahirkan. Sampai ketemu lagi bibi." ujarku mencium pipinya hangat.

Aku melambaikan tanganku pada bibi Nelly yang menaiki taxi. Aku mulai terbiasa dengan adanya mum dan bibi Nelly tinggal bersamaku, sekarang setelah mereka pergi rasanya apartemenku begitu sepi.

Aku menekan nomor selular mum, tapi tidak diangkat. Pasti mum sedang di rumah sakit lagi, aku membuat sarapan nasi goreng sambil membuka laptopku menelusuri berita persidangan Walter.

Tuan Walter mengakui penikaman yang dilakukannya terhadap Miss Kelly, dia mengaku saat itu gelap mata karna merasa ditipu dan dimanfaatin oleh Miss Kelly selama ini.

Tuan Walter menolak klaim adanya hubungan asmara dengan Miss Kelly. Berdasarkan keterangan yang diberikannya kepada penyidik, Miss Kelly yang selalu mendekatinya, merayunya, memintanya untuk membuka jalan keartisan, seperti diketahui Miss Kelly adalah new comer yang sangat berambisi.

Sekretaris Tuan Walter, Miss Lucia memberikan kesaksian di persidangan bahwa Miss Kelly terus memintanya mengatur jadwal pertemuan dengan Tuan Walter yang selalu menolak.

Kesuksesan film "After Rain" membuka jalan pertemuan aktris tersebut dengan Tuan Walter, yang mulai menjajali peruntungan di bidang perfilman. Tuan Walter setuju memproduseri film baru yang akan dimainkan Miss Kelly, dan itu digunakan Miss Kelly untuk terus menggoda Tuan Walter.

Apartemen tempat kejadian menyedihkan itu terjadi bukanlah apartemen yang diberikan Tuan Walter karna adanya hubungan asmara di antara mereka berdua.

Menurut kesaksian Tuan William-- pemilik properti itu, Miss Kelly membeli apartemen mewah itu secara mencicil atas jaminan Tuan Walter yang mengenal baik Tuan William.

Kebaikan Tuan Walter kemudian di salahgunakan oleh Miss Kelly yang menyebar berita bohong di luar, seolah-olah dia mempunyai affair dengan Tuan Walter.

Sampai suatu saat Miss Kelly bertemu dengan Tuan Jefferson, yang baru dinobatkan sebagai bujangan berpengaruh di kota ini. Tuan Jefferson yang tergila-gila padanya kemudian melamarnya dan Miss Kelly yang mengira dia akan segera menjadi nyonya besar perusahaan pengalengan mulai tidak bertanggungjawab terhadap pekerjaannya.

Tuan Walter sangat kecewa dan menyadari kebaikannya hanya dimanfaatin oleh Miss Kelly, dia lalu menemui Miss Kelly di apartemen mewahnya. Pertengkaran terjadi karna Miss Kelly bersikap egois, menolak berakting dan hendak membatalkan kontrak kerja yang telah ditanda tangani sebelumnya.

Tuan Walter yang sedang kelelahan karna mengalami hari yang sibuk di perusahaan, tersulut emosinya dan gelap mata sehingga melakukan penikaman yang tidak direncanakan sebelumnya.

Tuan Walter merasa menyesal dan memohon maaf kepada istri dan putranya tercinta, kepada keluarganya yang mendapat efek dari pemberitaan ini dan kepada khalayak ramai serta keluarga dari Miss Kelly sendiri.

Walter digambarkan menjadi suami yang baik dan ayah yang bertanggungjawab, diperkuat dengan kehadiran istrinya Henrietta di setiap proses pesidangan. Demi menjaga psikologisnya, Arthur tidak pernah menghadiri persidangan ayahnya.

" Pengacaranya benar-benar top dalam memutarbalikkan fakta. Publik pasti lebih mempercayai pengusaha kaya daripada artis muda yang sedang mencari nama." pikirku dalam hati.

Aku menelusuri lagi berita selanjutnya, Walter akhirnya hanya di jatuhi hukuman selama 8 tahun. Vonis yang rendah untuk kasus pembunuhan, dengan berkelakukan baik selama di tahanan, Walter paling hanya akan menjalani hukuman selama beberapa tahun.

Aku meraih gelas airku tapi kejauhan, jadi aku menjulurkan tanganku sepanjang mungkin untuk meraihnya. Aku sudah nyaman di sofaku sehingga malas berdiri.

" Jangan begitu Chelsea, berdiri dan ambil sendiri gelasmu. Jangan diambilin, Cecil." suara grandma muda berkata tegas.

Sekali lagi aku melompati dimensi waktu, makin sering terjadi sekarang dan tanpa bisa aku kontrol. Aku seolah-olah menonton drama bersambung tentang kisah keluarga ini, sebelum menamatkannya aku akan terus tersedot oleh putaran waktu ke masa lalu.

Thomas dan Molly sedang makan malam bersama kedua orang anaknya, Robert dan Chelsea. Cecil yang melayani mereka adalah ibu Nancy, yang saat itu belum tau akan menjadi tumbal bagi keluarga ini.

Dan berjalan masuk ke ruang makan itu Deborah, seorang wanita bertubuh pendek dan gemuk. Rambut hitamnya terkepang rapi menjadi simpul di tengkuknya. Di belakangnya berjalan Henrietta. Deborah menghampiri Thomas dan mengatakan Henrietta datang hendak berbicara dengannya.

" Duduklah Henrietta, kebetulan kami sedang makan malam. Siapin peralatan makan, Cecil." perintah Thomas.

" Selamat malam bibi," sapa Robert dan Chelsea serempak.

Henrietta tersenyum kepada kedua anak kecil itu dengan wajah pucat. Molly berwajah datar tanpa berkata apa-apa. Cecil meletakkan peralatan makan di depan Henrietta, ketika dia hendak mengambilkan makanan, Henrietta menggeleng dan meminta teh aza.

" Tom, maaf aku menganggu makan malammu, tapi ini penting makanya aku tidak bisa menunggu." kata Henrietta kepada Thomas.

" Vonis Walt sudah diputuskan tadi, dan dia akan di dalam mempertanggungjawabkan perbuatannya. Tapi kenapa hak Walt di perusahaan tetap di cabut Tom?" tuntut Henrietta.

Thomas tidak menjawab apa-apa, hanya melanjutkan makan malamnya, Molly memasang wajah tidak senang dengan gangguan itu. Hanya Robert dan Chelsea yang tetap ceria makan sambil mengobrol berdua.

" Kamu tau kami masih punya Arthur, kalau Walt tidak berkompeten biar kelak Arthur yang akan menggantikannya." lanjut Henrietta, tidak perduli Thomas tidak menjawab pertanyaannya dari tadi.

" Tidak bisakah kamu membiarkan kami makan malam dengan tenang, Henrietta?" suara Molly terdengar dingin.

Lihat selengkapnya