Aku terjatuh membentur lantai, suara Jeremy keras membentak anak kecil tersebut, tapi anak itu tidak menangis malah mengeluarkan suara penuh kemarahan. Suara parau yang berteriak murka.
Kilatan keluar dari cermin Jeremy, dari cermin itu aku melihat sosok anak kecil tadi ternyata adalah seorang kakek berwajah penuh nanah. Tangannya terarah ke Jeremy tapi dengan gesit Jeremy menghindarinya dan melemparkan tanah ke kakek itu.
Tanah itu tepat menghantam dahinya menyebabkan pekikan dan raungan kakek bernanah itu. Dia berusaha bangkit tapi sekali lagi Jeremy melemparkan tanah tepat ke dadanya sambil berteriak
" Kuperintahkan kau pulang ke tanah kau berasal! Dari tanah kau dibentuk, kembali ke tanah kau meluber! SEKARANG!!!!" Suara Jeremy bagaikan pukulan telak bagi roh tersebut.
Roh itu menciut terus menciut menjadi tanah, melebur ke lantai dan menghilang. Lampu toilet pun menyala terang benderang. Aku tanpa sadar melihat pengusiran roh itu dengan posisi duduk di lantai.
" Ayo kita jalan, aku sudah membungkus makananmu." kata Jeremy sambil membantuku berdiri.
Dengan kondisi belum sadar sepenuhnya apa yang terjadi aku mengikuti Jeremy ke mobilnya. Jeremy memberikanku kotak makanku dan menyuruhku makan, agar punya tenaga menghadapi apapun di depan sana.
Aku menghabiskan makananku tanpa menikmatinya, setelah meneguk air mineralku, aku menoleh kepada Jeremy dan bertanya apa yang telah terjadi, Bukankah restoran yang kami masuki itu benar-benar restoran?
" Tentu saja, tapi mereka terus mencari kesempatan. Begitu ada celah mereka langsung beraksi, aku merasa tidak enak ketika menunggumu yang lama di toilet." ujar Jeremy.
" Ketika tidak menemukanmu di toilet, aku pun memakai mata batinku dan melihat kamu yang hampir di tarik roh yang matinya terkena wabah." Jeremy menoleh kepadaku.
" Terimakasih Jem, lagi-lagi kamu menyelamatkanku. Apakah itu tanah, yang kamu lempar kepadanya?" tanyaku penasaran.
" Tanah yang telah disinari matahari. Setiap elemen yang berada di dunia, yang telah disinari matahari sesungguhnya di takuti mereka yang telah meninggal. Matahari melambangkan kehidupan, mereka tidak mampu menahan panasnya di tubuh mereka yang telah mendingin oleh kematian." Jeremy menjelaskan dengan sabar.
" Woww kamu benar-benar menguasai ehh ilmu errr kekuatan pengusir roh." aku bingung menyebut kemampuan Jeremy.
" Sekarang aku menyebutnya gift, dulu aku menyebut diriku sendiri titisan setan." ujarnya sambil menghidupkan lampu depan mobil.
" Apakah kamu tidak keberatan menceritakannya? Bukannya aku mau mencampuri urusanmu, a-aku hanya ingin tau bagaimana kamu bisa hidup dengan kemampuan begini? Aku sendiri masih belum terbiasa dengan penglihatan dan melewati dimensi waktu." kataku berterus terang.
" Aku mulai bisa melihat pada usia 4 tahun, waktu itu aku ke rumah sakit menengok ibu dan adikku yang baru lahir. Berdiri di sebelah adik laki-lakiku adalah seorang perempuan yang perutnya terbelah sampai ke dada. Aku menangis ketakutan dan berusaha melemparnya dengan sepatuku." kenang Jeremy.
Tentu aza semua orang mengira Jeremy melempar adik bayinya, besoknya perempuan itu datang lagi dan Jeremy melemparnya dengan mobil mainan yang dibawanya. Jeremy kecil pun dimarahi dan dianggap cemburu dengan kehadiran adiknya.
Pada hari kepulangan ibu dan adiknya, ayahnya dan Jeremy pergi menjemput. Jeremy dijanjikan akan dibelikan ice cream apabila bersikap baik. Perempuan itu masih di sana, bahkan berusaha menggendong bayi kecil yang mulai menangis karna "terganggu". Jeremy yang sangat menyukai ice cream tidak berani berkata apa-apa, dia harus bersikap baik.
Karna adik bayinya terus menangis, dan menolak disusui, ibunya pun memanggil perawat untuk memeriksa. Perawat tidak menemukan sesuatu yang tidak beres dengan bayinya, tapi tangis bayi itu makin menjadi-jadi, semua menjadi kewalahan.
Takut toko ice cream tutup, Jeremy lalu menunjuk perempuan tersebut dan mengatakan bahwa ada seseorang yang sedang membelai pipi adiknya, perempuan berbaju kuning dengan perut berlubang sampai dada. Ayah dan Ibu Jeremy menyuruhnya jangan berbicara sembarangan.
Perawat itu terkejut dan meminta Jeremy kecil mendeskripsikan rupa perempuan itu. Setelah Jeremy melakukannya, perawat itu tampak ketakutan dan mengatakan bahwa seminggu sebelumnya di kamar ini ditempatkan seorang perempuan hamil yang mengalami kecelakaan maut.
Perutnya terbuka sampai dada, bayinya sudah meninggal di dalam dan tidak lama kemudian perempuan itu juga meninggal, lukanya terlalu parah. Dia tiba di rumah sakit dengan terusan kuning penuh darah. Segera adik bayi Jeremy digendong ayahnya keluar kamar perawatan itu, dan langsung berhenti menangis setelah berada diluar.
" Itulah asal mulanya, setelah itu semakin sering aku melihat dan rasa takut berubah menjadi terbiasa. Orangtuaku berusaha membawaku ke mana aza yang bisa menutup mata batinku, tapi tidak pernah berhasil. Kurasa mereka merasa takut, malu dan khawatir menjadi satu." Jeremy bercerita sambil tersenyum.
Tidak semua lingkungan bisa menerima Jeremy, terutama saat-saat bersekolah paling berat bagi Jeremy. Dia dikucilkan dan ditakuti teman sekolahnya. Masa-masa itu Jeremy sangat kesepian, dia merasa mata ini adalah mata setan, dan dia entah bagaimana adalah titisan setan.
Untuk ketenangan batinnya, Jeremy disarankan melakukan meditasi untuk pemurnian jiwa. Ternyata meditasi itu semakin membuka mata Jeremy, dan menuntun Jeremy ke sebuah toko antik, dia langsung merasa berjodoh dengan cermin retak yang di jual di sana.
Dia tidak pernah tau darimana asal cermin itu, atau siapa pemilik asalnya. Lewat cermin itu Jeremy mulai bisa melihat hal-hal gaib yang di alami oleh "pasiennya". Karna terlahir dengan gift, feeling Jeremy bisa merasakan media perantara apa yang cocok untuknya, yang bisa dipakai untuk mengusir roh ataupun hal gaib.
" Yaitu tanah yang terkena sinar matahari. Kalau misalnya lagi musim dingin bagaimana Jem?" tanyaku penasaran.