“Kenapa kau terus menggangguku? Aku sama sekali tak punya urusan denganmu!” Alice mengeluarkan pertanyaannya diantara tarikan nafas yang terpacu adrenalin.
“Aku juga tak punya urusan denganmu gadis lust. Aku hanya memenuhi permintaan klienku.”
“Klien?”
“Ya, dia memintaku untuk menemukan pengikut kesayangannya.”
Apa ini? Apa saja yang terjadi di balik layar yang tak kuketahui? Sepertinya sudah banyak hal yang terjadi antara mereka berdua yang mana aku sama sekali tak ada kaitannya.
Alice mengerutkan wajahnya.
“Tidak! Aku tak akan kembali pada orang itu!”
“Hoo.. ‘orang itu’ ya?”
Alice melompat ke arah wanita itu dengan kecepatan yang mengerikan. Tak hanya kecepatannya, bagaimana dia melompat dari atas tanah dan kemudian memijakan kakinya pada benang transparan yang menambah momentum lompatannya. Dua pijakan dipijakinnya, dan tendangan yang penuh niat membunuh itu dilepaskan pada wajah wanita misterius.
Dia gunakan pijakan benangnya untuk mengakali tingginya, juga karena dia tahu bagian atas tubuh wanita misterius sudah dia ikat, tak ada pertahanan di bagian itu. Karenanya tendangan pertamanya itu dia lecutkan sekuat tenaga. Tapi serangannya ini pun sudah terbaca oleh wanita itu, dengan sedikit langkah mundur dia berhasil menghindari tendangan yang hanya meleset beberapa senti dari wajahnya.
Alice masih dengan momentumnya memutar tubuh untuk meluncurkan tendangan ke dua yang dia arahkan ke bagian torso wanita itu.
DUAK!!
Tendangannya kena telak.
Tapi walau begitu kekuatannya masih belum cukup untuk menjatuhkan wanita itu, kuda-kudanya yang mantap membantunya terus berdia. Dia hanya mundur beberapa langkah untuk memperbaiki posisinya dan melancarkan serangan balasan pada Alice yang kini ada di jarak serangannya. Belum sempat serangan dilancarkan, Alice yang memang lebih pendek dari wanita itu sudah mengincar kaki jenjangnya terlebih dahulu dan membuatnya wanita misterius itu berlutut di depannya.
Sekuensi serangan tadi begitu cepat dan mematikan. Aku bisa melihat Alice yang kompulsif langsung menerjang ke arah wanita itu dengan beberapa kali berpijak pada benang transparannya, dan dengan serangan pertama yang terbaca oleh wanita itu Alice berimprovisasi dan menyerang bagian torso yang tak terlindungi dengan drop kick setelah sebelumnya berusaha menyerang wajahnya. Dia tahu serangan di bagian ini tak akan bisa langsung menjatuhkannya karenanya dia sudah mempersiapkan serangan ketiga dengan menjegal kakinya sesaat sebelum wanita itu membalas serangannya.
Pertarungan dihadapanku semakin jauh dari realistis. Atau ya, rasanya seperti sedang menonton langsung pertarungan dalam arcade game atau semacamnya.
Tapi di sisi lain aku tahu yang kulihat adalah kenyataan. Sangat nyata sampai rasa sakit karena jeratan di leherku ini membuat rahangku linu dan kesemutan.
Lupakan saja. Di titik ini aku tak tahu lagi bagaimana aku harus mendeskripsikan kenyataan. Yang jelas sekarang aku harus keluar dari keadaan ini sesegera mungkin. Baiklah Juno, fokus! Saat ini leherku masih terikat, dari yang kulihat Alice bisa dengan leluasa mengendalikan talinya hanya dengan gerakan tangan sederhana, dan seharusnya kalau dia mau dia sudah pasti bisa membunuhku sejak tadi atau ya, setidaknya menggunakanku sebagai sandera untuk bisa keluar dari pertarungan ini kalau dia mau.
Tapi apa iya? Wanita itu memang menyelamatkanku tapi nampaknya dia sama sekali tak tertarik padaku dan hanya ingin menangkap Alice jika memang itu niatnya sejak awal.
Di sisi lain Alice nampaknya unggul dalam pertarungan ini jadi rasanya tak ada alasan untuknya lari apa lagi menjadikanku sanderanya. Mungkin dia hanya akan menghabisi wanita itu dan selanjutnya membunuhku. Dengan penuh kasih sayang.
Membayangkan adegan itu membuatku merinding. Gadis ini benar-benar sakit.
Jadi, bagaimana caranya aku bisa keluar dari keadaan ini?
Satu hal yang jelas tak akan kulakukan adalah ikut campur dalam pertarungan mereka. Dua orang dihadapanku ini sekarang sedang bertarung untuk alasannya masing-masing, alasan yang jelas-jelas tak ada hubungannya denganku. Yang harus kulakukan hanyalah keluar dari situasi ini hidup-hidup.
Pertama, aku harus pastikan ikatan di leherku ini. Talinya masih menegang saat kutarik, artinya di ujung lainnya tali ini masih terikat pada sesuatu, atau mungkin Alice sendiri yang memegang ujung tali satunya itu. Aku tak bisa kemana-mana dalam keadaan seperti ini. Paling jauh mungkin hanya beranjak beberapa meter dari tempatku sekarang ini. Rasanya seperti anjing yang diikat oleh majikannya, benar-benar tidak nyaman.
Rasanya dipikir bagaimana pun aku tak bisa keluar dari sini selama masih terikat seperti ini.