Broken Emotion

Rini Yulianti
Chapter #2

Keluar Dari Zona Nyaman

Kamar gelap itu kini di penuhi dengan suara isakan dan jeritan seseorang. Seorang gadis duduk di lantai keramik dingin, dengan menekuk lutut dan melipat tangannya di atas lutut. Kepalanya ia tenggelamkan di atas lipatan tangan putih miliknya.

Ia menangis terisak, entahlah, apa yang sedang dipikirkannya dan mengapa ia menangis.

"Tolong jangan siksa aku lagi!"

"Aku tidak ingin menjadi orang yang seperti ini ..."

Jeritan dan suara yang penuh dengan keputusasaan dari seorang gadis, yang tidak tahan dengan apa yang terjadi dengan dirinya. Bisa dibilang ia tidak kuat lagi dengan apa yang menimpanya.

"Kenapa aku tidak mati saja! Aku lelah dengan ini semua," gumam gadis itu dengan air mata yang mengalir deras di pipinya.

Suara langkah kaki terdengar memasuki kamarnya. Dengan langkah yang tergesa gesa seorang wanita dan lelaki masuk ke dalam kamar tersebut.

Wanita itu tidak lain adalah Ibu dari gadis tersebut. Sedangkan lelaki yang bersama wanita itu adalah Adik laki laki dari gadis itu.

Wanita itu memegang dagu gadis itu dengan kasar dan menatap matanya "Kau buat ulah lagi. Jangan berteriak seperti itu, aku sudah muak dengan tingkah kau" bentak wanita itu dengan wajah yang tidak senang.

Gadis itu menepis tangan wanita itu  dari dagunya "Yasudah jangan pedulikan aku! Mengapa kau datang kesini!" balas gadis itu dengan sorot mata tajam.

"Apa kau bilang?!" tanya wanita itu dengan wajah geram. "Dasar anak yang tak tahu diri!" lanjutnya.

Plakk ...

Suara tamparan keras terdengar mengisi kamar gadis itu, sebuah tangan tepat berada di pipinya. Wanita itu menatap penuh mengancam kepada gadis itu. Gadis itu memegangi pipinya yang terkena tamparan dari wanita tersebut.

Gadis itu termenung, ia masih memegangi pipinya yang putih bersih terlihat memerah, suara tamparan masih terngiang di kepalanya.

Ia tidak tau entah kenapa hatinya begitu sedih menerima tamparan dari wanita itu, ini bukan kali pertamanya ia mendapatkan tamparan itu bahkan ini sudah sekian kali.

"Kau jangan buat ulah lagi! Sekali lagi aku dengar kau berteriak, akan kubungkus baju kau. Akanku lempar kau dari rumah ini!" tegas wanita itu tanpa wajah bersalah setelah menampar gadis itu.

Wanita itu mulai melangkah dan disusul oleh anak lelakinya, tetapi sebelum pergi anak lelaki itu menghampiri gadis itu. "Gadis aneh" ucapnya dengan menjitak kepala gadis itu dan menyunggingkan bibirnya tersenyum dengan penuh merendahkan.

Gadis itu hanya diam menerima perlakuan buruk dari satu satunya keluarganya, entahlah ia merasa sudah mati rasa dengan kehidupan ini. Kemudian lelaki itu ikut melangkah menyusul Ibunya.

Lihat selengkapnya