Broken Pieces

Elsa Pebrianti
Chapter #2

Alarise Josephine

Namaku Alarise Josephine. Aku tidak perlu memperkenalkan diri secara rinci karena orang-orang sudah mengenalku, sekali pun aku tidak menginginkannya. Hidupku adalah sesuatu yang diinginkan setiap orang normal di muka bumi. Rumah luas dan megah, kaya raya—bahkan ada yang mengumbar cerita bahwa aku memiliki air terjun emas—yang sangat tidak masuk akal hingga aku bertanya-tanya dongeng murahan macam apa yang dibacanya sewaktu kecil.

Aku tidak pernah menunggu orangtuaku mendapat upah bulanan ketika aku membutuhkan uang. Mereka tidak mendapat gaji, melainkan seseorang yang memberi uang sisa untuk pekerja yang layak menerimanya. Hampir semua orang yang mengenalku mempertanyakan betapa menyenangkannya menjadi seorang gadis dengan nama belakang Josephine yang merupakan awal dari segalanya. Tapi, aku selalu mangkir untuk menjawabnya karena menjadi diriku tidaklah menyenangkan.

Orangtuaku amat sangat tidak sudi meluangkan waktunya untukku. Aku tinggal sendirian di kota sialain ini, sementara mereka hidup di belahan benua lain secara terpisah, menjelajahi samudera, dan berganti pasangan kapan pun mereka mau. Meskipun begitu, mereka tidak mau bercerai karena urusan bisnis. Mereka memperebutkan uang—yang diam-diam pernah kucuri untuk membeli apa saja yang aku inginkan—bukan hak asuh atas diriku.

Sesekali mereka akan mengajakku datang ke pesta super mewah. Ayahku, Theodor-si-pria-besar-kepala, akan memperkenalkanku sebagai seorang putri yang membanggakan, sementara ibuku akan menceritakan betapa cantik dan berharganya aku di depan semua orang. Wanita paruh baya bernama Erica itu tampak senang sekali memiliki putri yang berparas serupa dengannya. Pahadal kenyataannya, tidak satu pun dari kami bertegur sapa, sekali pun di hari natal. Kami merupakan bentuk paling tidak normal dari sebuah keluarga.

Lihat selengkapnya