Hari ini hari pertama Ruri memasuki sekolah menengah atas. Ia memilih sekolah yang tidak begitu jauh dari tempat tinggalnya. Sebenarnya, Ryo sahabat masa kecilnya yang menyarankan Ruri untuk masuk ke sekolah yang dimiliki ayah Ryo.
Karena disana ada klub baru yaitu klub bahasa jepang. Ryo mengetahui benar kegemaran serta hobi Ruri sahabatnya tersebut yang sangat menyukai anime, komik atau manga serta kebudayaan jepang lainnya. Sudah pasti, Ruri akan setuju untuk bersekolah di sana.
Ryo tidak memiliki teman selain Ruri karena sifatnya yang angkuh. Sejak SMP hanya Ruri yang mau berteman dengannya. Ruri menyarankan agar Ryo merubah sedikit demi sedikit sifatnya itu jika mereka sudah SMA agar Ryo bisa mendapatkan teman yang bisa dipercaya olehnya namun Ryo tidak mau dan berdalih bahwa Ia hanya ingin teman yang memiliki kebaikan hati seperti Ruri.
Ruri sudah mengatur sebelum acara penyambutan, Ia harus mengambil formulir pendaftaran untuk anggota klub bahasa jepang agar Ruri bisa bergabung secepatnya setelah penerimaan murid baru hari ini.
Ruang klub bahasa jepang sendiri berada di lantai dua. Bukan hanya Ruri saja yang mengantri untuk mengambil formulir pendaftaran klub ini. Ternyata, setiap siswa yang berstatus otaku juga banyak yang ingin mendaftarkan diri dan bergabung menjadi anggota klub.
"Hei, tolong jangan dorong-dorong semuanya, pasti akan ku bagikan formulirnya. Harap antri dan bersabar!" Teriak Hanna.
Ruri pun berjalan mundur dan mengantri seperti siswa lainnya. Untuk tahun ini, peminat klub bahasa jepang naik secara signifikan daripada tahun ajaran sebelumnya. Mungkin karena ada alasan lain, itu karena ketua tahun ini dijabat oleh sang primadona atau Nur Airin dan menimbulkan pengaruh yang luar biasa pesat.
Setelah mengantri dan membuat pegal kedua kakinya, akhirnya Ruri mendapatkan formulir yang Ia inginkan.
"Silahkan, ambil saja. Kumpulkan sepulang sekolah ini," Ucap Hanna yang menatap wajah imut Ruri.
Ruri hanya mengangguk, lalu mengambil formulir pendaftaran klub bahasa jepang dan bergegas kembali ke kelasnya yang berada di lantai satu.
"Dia lelaki tapi memiliki wajah yang sangat imut," Bisik Hanna.
"Siapa yang kau maksud?" Tanya Airin yang menghampiri Hanna tiba-tiba.