“Foa, tadi pagi aku diputusin sama pacarku.” Fathan, remaja asal Megamendung sengaja menghadang langkah Foa yang baru kembali dari perpustakaan..
Foa mengernyit. Dahinya berkerut sambil menatap Fathan dan tiga teman yang mengelilinginya.
“Terus, kenapa cerita sama aku?” Demi Tuhan, di mata Foa, Fathan itu lucu sekali. Kenal saja tidak, tahu-tahu sudah curhat saja.
“Katanya, aku nggak seganteng kamu, nggak sekeren kamu, dan nggak sepinter kamu yang bisa bahasa Inggris.”
Foa tersenyum. “Masalah ganteng dan keren, aku kayaknya bisa ngajarin kamu supaya jadi kayak gitu. Kapan ada waktu? Kita ke barbershop, nanti kita buat tampang kamu supaya keren. Dan masalah pinter, kamu mau belajar bahasa Inggris? Kapan ada waktunya juga, nanti kukenalin sama mom di rumah. Aku nggak bisa ngajar yang bener, tapi mom bisa.”
Fathan mendengkus bosan. Dia mengangkat tangan dan mendorong dada Foa lumayan keras.
Tapi, badan Foa yang bongsor dan jauh lebih tinggi tentu tidak bisa semudah itu dibuat keki oleh Fathan. Yang ada, Foa malah mengernyit lagi.
Sekarang apa? Diajak baik-baik malah main dorong?
“Bisa nggak kamu berhenti tebar pesona sama cewek-cewek di sini, Fo? Gara-gara kamu, banyak temen-temen kita yang putus karena ceweknya ngarepin kamu!”
Ah, Foa paham sekarang. Rupanya, dia dicemburui, sekaligus dikambinghitamkan.
Ouch! Sakitnya ...
“Hey, aku nggak tebar pesona. Kalaupun mereka terpesona, itu bukan salah aku.”
Fathan jengkel. Tangannya terangkat lagi, kali ini mau nonjok tapi gagal karena ditangkis dulu oleh Foa.
“Boys, aku nggak kenal sama kalian ya maaf aja. Tapi, I wanna tell you something. Jangan nonjok aku. Jadi tukang bully itu nggak keren. Lagian, nanti kalian yang rugi. Aku bakal ngadu ke sekolah, kalian kena sanksi dan cewek-cewek kalian bakal tambah hilang feeling. Yang ada, mereka akan semakin simpati sama aku. Kalian mau bikin aku tambah famous karena ditonjok?”
Fathan terdiam. Begitu juga dengan tiga temannya yang sudah pasang kuda-kuda.
Omongan Foa ada benarnya juga.
“Kali ini kamu aman, Foa. Tapi lain kali aku sama teman-teman bakalan bikin perhitungan.”
Fathan mendorong Foa sekali lagi. Lalu memberikan kode supaya ketiga temannya pergi mengiringi.