BTARI (Ambang Batas)

Tika Lestari
Chapter #11

Angka 400

Blaarrrr

Bagai disambar petir di pagi hari saat cahaya lagi indah-indahnya, Btari gemetar mendengar vonis dokter. Bagaimana bisa ibunya tiba-tiba terkena penyakit gula darah. Bahkan Btari pun tak pernah sama sekali memikirkan penyakit itu.

Btari hanya pernah membaca, kalau penyakit itu sudah menyerang tubuh manusia, maka bisa merambah ke organ tubuh yang lain. Btari tidak siap mendengarkan hal itu. Ibunya terlihat terlelap, biar untuk sementara tak mendengar percakapan Btari dan perawat.

"Saya konsul ke dokternya ya mbak," ucap perawat.

"Ibu saya bisa sembuh kan mbak? Ya Allah ibu saya sembuhkan mbak," Btari tak kuasa menangis sambil memegang tangan ibunya.

"Iya mbak, diusahakan yang terbaik mbak," jawab perawatnya.

Bareng perawat meninggalkan ruangangan, bapak Btari sudah selesai mandi dan ganti baju juga. Barengan dengan keponakan bapaknya Btari yang saat itu baru datang.

Bapak melihat Btari menangis tak berani bertanya. Kalau Btari sudah selesai pasti dia akan cerita, bapak sudah hapal sekali dengan watak anak pertamanya.

"Pak, kadar gula ibu tinggi," jelas Btari setengah berbisik.

Bapak yang saat itu hendak minum jadi urung. Sejenak menghela napas, Btari pun tidak bisa mencegah ucapan yang terlanjur keluar dari mulutnya. Bapak terlihat meminum pelan untuk menetralisir perasannya. Keponakan bapak pun turut bersedih melihat buliknya terbaring sakit. Pasalnya ibu Btari terkenal baik dan tidak tega sama keluarga. Jadi keponakannya pun juga menyanyangi ibunya.

Perawat memanggil perwakilan keluarga, Btari langsung beranjak dan tidak lupa mengecup tangan ibunya.

"Ibu harus sembuh ya, ibuk pokoknya harus sembuh," ucap Btari.

Lihat selengkapnya