BTARI (Ambang Batas)

Tika Lestari
Chapter #14

Dingin Ruang ICU

Jarum jam menunjukkan pukul 11.00 siang, Btari segera siap-siap untuk menemui sang ibu. Menggunakan gown medis dan masker medis agar pasien tetap steril. Hawa dingin langsung menembus kulit tubuh Btari. Kakinya gemetar mendengar suara bunyi monitor medis. Btari sama sekali tidak paham alat apa saja yang terpasang untuk ibunya.

Di ruang ICU sekarang ada 6 pasien, bed ibu berada dekat pintu dan perawat. Btari jadi tidak terlalu takut jika harus melewati pasien lain. Pengelihatannya langsung ke arah sang ibu. Masker oksigen terpasang lebih rapat dari malam kemarin. Kepalanya dibalut dengan penutup kepala. Napasnya tidak terlalu gawat dibandingkan tadi pagi. Mata ibu terbuka melihat Btari, Btari langsung meraih tangan sang ibu. Kedua tangan sang ibu diikat tali di samping kanan kiri besi bed, bahkan kakinya juga.

Btari tidak tega melihat sang ibu dengan keadaan sekarang. Selimut yang dipakaikan ke ibu agaknya sudah cukup untuk menahan dinginnya udara AC. Btari terus membisikkan doa dan sholawat untuk sang ibu. Tidak ketinggalan mengingatkan sang ibu untuk tidak mengikuti orang yang tidak dikenalnya.

"Ibu harus sembuh yaa, pokoknya harus sembuh seperti sedia kala, ibu harus berjuang melawan sakit ibu," Btari berbicara menahan air mata, mengelus puncak kepala ibu yang begitu dia sayangi.

Respon ibu hanya gerak-gerak biasa. Tapi Btari yakin kalau ibu paham maksud dari Btari.

Perawat menghampiri ibu, menjelaskan juga kepada Btari kalau ruang ICU tidak selalu menyeramkan. ICU difungsikan sebagai ruang perawatan intensif di rumah sakit yang dirancang khusus untuk merawat pasien yang memerlukan pengawasan medis lebih ekstra. Dilengkapi dengan berbagai peralatan medis canggih, seperti ventilator untuk membantu pernapasan, monitor jantung, mesin dialisis, dan alat untuk memantau tanda-tanda vital pasien secara terus menerus.

Pasien di ruang ICU diawasi secara ketat oleh tenaga medis profesional, seperti dokter spesialis, perawat, dan ahli terapi. Tanda-tanda vital pasien, termasuk detak jantung, tekanan darah, pernapasan, dan kadar oksigen, dipantau sepanjang waktu oleh tim medis. Sebab pasien yang berada di ruang ICU membutuhkan perawatan khusus dan intervensi medis yang cepat dan tepat.

Memang Btari rasa bahwa ruang ICU cenderung tenang. Meskipun bunyi suara dari monitor pasien terdengar horor. Tapi bagi pasien suasana ini sangat diperlukan guna lebih fokus pada penyembuhan. Pantas saja kunjungan dari keluarga pasien ICU dibatasi hanya 1 jam saja, itupun bergantian satu per satu. Tujuannya supaya keadaan pasien lebih stabil.

Perawat juga menambahkan untuk tidak khawatir berlebihan. Harus berpikir positif bahwa pasien keluar dari ruang ICU dengan keadaan sembuh. Btari agak tenang karena perawat tak menakuti, justru menjelaskan dan membuat Btari agak tenang.

Lihat selengkapnya