Sekitar setengah jam berlangsung, giliran Btari yang datang menemui Ibu. Wajah Ibu terlihat lebih sehat. Selang nutrisi sudah dilepas. Di samping meja sudah ada cup bubur dan air mineral yang sudah habis.
Btari segera menggenggam tangan Ibu. Tangannya lebih hangat dan lebih berisi. Tali di tangan dan kaki sudah di lepas juga.
"Bu, jangan berpikir aneh-aneh ya," jelas Btari.
"Ibu jangan takut di ruangan ini, ruangan ini Ibu lebih dijaga, lebih dipantau, sekeluarga menunggu di depan ruangan Bu, biar tidak ganggu Ibu istirahat," jelas Btari lagi.
"Iya, Ibu paham," jelas Ibunya.
Btari bercerita, perihal siapa saja yang sudah datang ke Ibu. Memberi doa kesembuhan Ibu dan juga material. Btari menegaskan kalau Ibu harus semangat buat sembuh. Karena banyak yang menunggu Ibu untuk sehat seperti sediakala di rumah.
"Di samping Ibu itu ada berapa pasien?" tanya Ibu.
"Ada 6 bed Bu, tapi Btari tidak tau sakit apa," jelas Btari.
Btari tak mau membuat Ibu khawatir bahwa ini ruang gawat. Keluarga pasien yang dipanggil berasa copot jantungnya, mereka berharap hanya info yang baik saja.
"Ibu tadi dengar ada yang baca Yasin, ibu ikutan baca," jelas Ibu.
"Baca dalam hati saja Bu, mungkin keluarganya minta kesembuhan," jelas Btari.
"Iya kasihan, kalau pun berpulang biar jalannya bisa terang," ucap Ibu.
"Ibu tidak perlu berpikir macam-macam lagi ya," Btari menegaskan.