BTARI (Ambang Batas)

Tika Lestari
Chapter #21

Beraninya Menolak

Malam-malam Btari menangis dalam diam, dia tidak mau ibunya terbangun. Pasca ibunya sakit, Btari selalu menemani tidur. Pikirannya kalut dengan chat WhatsApp tadi sore.

Pak Candra : Assalamualaikum Mbak Btari, lowongan kerja sebagai editor buku yang kapan hari Mbak Btari input, sudah ada kabar. Ini penempatan di Jakarta Mbak, Mbak bisa ke kantor Surabaya dulu hari besok?

Btari sampai lupa pernah mengisi lowongan kerja posisi editor. Pak Candra merupakan orang yang dikenal Btari sejak kuliah semester 4. Bertemu beliau sewaktu acara literasi di graha pena. Karena Btari yang aktif bertanya, beliau jadi lebih kenal. Hingga saling berkabar mengenai dunia literasi masih berlanjut.

Pak Candra memang pernah berbagi info kalau penerbit tempat beliau bekerja memerlukan editor buku. Btari langsung mengisi lowongan tersebut. Btari kurang paham kapan lebih tepatnya lowongan itu diisi. Hingga pas ibunya sakit, Btari sama sekali tak memikirkan lowongan kerja itu.

Btari segera membalas chat Pak Candra.

Btari : Untuk penempatan di mana Pak?

Pak Candra : Langsung di pusat kota Jakarta Mbak.

Btari : Mohon maaf Pak, kalau saya mengundurkan diri saja Pak, sekali lagi saya mohon maaf.

Pak Candra : Kalau boleh tau, alasannya kenapa ya Mbak? Ini sayang sekali, karena jarang pelamar cabang tapi dilirik pusat langsung.

Btari yakin kalau Pak Candra yang merekomendasikan dirinya ke pusat. Btari jadi semakin tidak enak menolak. Tapi apa boleh buat pikirannya masih fokus untuk kesembuhan ibunya.

Btari : Saya berterima kasih sekali Bapak untuk rekomendasinya, tapi saya benar-benar tidak bisa datang ke Jakarta, ibu saya habis sakit Pak, jadi saya merawat dan menjaga beliau.

Lihat selengkapnya