Bu Dosen, Please Be Mine!

Reni Hujan
Chapter #10

Dia di Sini

“Bagi peserta yang masih berada ditenda, harap segera berkumpul untuk salat Maghrib berjamaah.”

Ghifari memberi instruksi kepada peserta dengan menggunakan megaphone. Mereka pun berhamburan menuju tempat utama yang berada di tengah lingkaran tenda-tenda.

Di dalam salah satu tenda, Gala menutupi tubuhnya dengan sarung yang ia bawa dari rumah.

“Ga, kamu nggak ikutan salat?” tanya teman satu tenda Gala.

“Eng—gak. Kayanya aku la--gi meriang, sa--lat di tenda aja.”

“Oh, ya udah. Aku keluar dulu.”

Gala mengangguk dengan tubuh yang gemetar. Setelah memastikan temannya itu berada di luar, ia segera membuka sarungnya. Ia pun bergegas untuk salat Maghrib. Saat baru selesai berdzikir, Gala mendengar ada yang berbicara di depan tenda.

“Gala sakit? Masa, sih? Kayanya tadi bugar, kok.”

“Tadi pas aku mau salat, dia gemetar gitu ngomongnya. Meriang katanya.”

“Serius?”

Gala dengan saksama mendengarkan perbincangan tersebut. Ia hapal suara perempuan yang berbicara dengan teman satu tendanya itu. Suara derap kaki terdengar mendekat ke arah tenda Gala. Laki-laki penyuka olah raga futsal itu kembali merebahkan tubuhnya. Tidak lupa, ia menyelimuti badannya dengan sarung hingga menutupi rambut.

“Ga, kamu beneran sakit?”

Suara Resta terdengar panik. Gadis itu mendekat ke tubuh Gala. Ia lalu menempelkan punggung tangannya ke dahi sang sahabat. “Nggak demam.”

“Di--ngin, Ta.”

Suara Gala kembali terdengar gemetar. Ia terus mendekap sarungnya.

“Katanya meriang, tapi anehnya nggak demam,” ucap Resta sambil berpikir. “Keluhan apa lagi selain dingin?”

“Dingin aja pokoknya.”

“Di sini emang dingin, Ga. Bukan kamu aja.”

Resta mulai curiga. Ia menyilangkan kedua tangannya di depan dada. Gadis dengan jaket berlambang IMG tersebut menatap wajah Gala yang tidak terlihat pucat sedikit pun. Pemuda itu mulai menyadari tentang kecurigaan Resta. Ia pun mulai mengaduh.

“Perutku rasanya nggak enak. Kayanya masuk angin.”

Lihat selengkapnya