"Bu, tadi aku main sama Yura. Seru banget! Mamanya juga baik. Dia kasih aku kue cokelat," tutur Dini ketika ia sedang duduk ditempat tidur bersama ibu.
"Wah... baik sekali. Kamu sudah bilang terima kasih?"
"Sudah."
"Pintar..."
"Bu, aku mau sepeda ya?"
"Sepeda?"
"Iya. Yura punya itu. Aku juga mau."
"Hmm.... belikan atau jangan ya..."
"Ayo dong Bu. Belikan ya... belikan..." Dini memohon sambil menempelkan kedua telapak tangannya.
"Oke. Nanti kita beli."
"Janji?"
"Janji. Sangat janji." Ibu mengangkat jari kelingkingnya.
"Hore... terima kasih ya, Bu. Ibu sangaaaaat baaaaik." Dini memeluk ibu erat.
***
Ketika hari sabtu, saat ibu libur, ibu mengajak Dini untuk membeli sepeda. Mereka pergi diantar oleh Mang Ali seperti biasanya.
Sesampainya ditempat penjualan sepeda, ibu menyuruh Dini memilih sepeda yang ia mau. Dini melihat lihat. Ia mencari sepeda yang ia sukai.
Kemudian Dini berhenti didepan sebuah sepeda berwarna biru dengan roda empat dan keranjang kecil didepannya.
"Ini, Bu. Aku mau yang ini."
Ibu pun mengiyakan dan membayar sepeda yang dipilih Dini. Kemudian mereka pulang kembali ke rumah.
"Bu, aku mau eskrim dulu," ujar Dini.
Ibu pun meminta Mang Ali untuk membawa mereka ke restoran dengan drive thru dan memesan eskrim cokelat untuk dimakan diperjalanan pulang.
"Bu, nanti aku mau langsung pakai ya sepedanya?"
"Boleh. Tapi memang kamu bisa?"
"Mmm... Mang Ali, Mang Ali ajarin aku ya?"
"Siap Non. Mamang akan ajarin Non sampai Non jago," jawab Mang Ali riang.
"Mmm... ibu tahu gak?"
"Tahu apa sayang?"