Bu

imajihari
Chapter #7

Bab 7

Dini 10 tahun.

Anak manis itu kini mulai besar. Ia sudah jarang meminta disuapi saat makan, atau ditemani saat tidur, ia juga jarang meminta dibacakan buku cerita, kini ia sudah bisa membaca buku dengan ribuan kata didalamnya.

Dini mencium punggung tangan dan pipi ibu sebelum turun dari mobil dan masuk ke dalam kelas.

"Kamu udah ngerjain PR?" tanya Yura.

"Udah. Kalau kamu?"

"Udah dong. Dibantuin sama Papa. Jadi cepet."

Dini diam dan menekan bibirnya ke samping. Kemudian ia mengeluarkan buku dan kotak pensil di dalam tasnya.

***

Di kantor, ketika ibu tengah sibuk, ponselnya berbunyi, menandakan sebuah panggilan masuk. Ibu lekas mengangkat panggilan itu dan keluar dari ruangan.

"Halo, iya Dit kenapa?" tanya ibu pada adiknya-Bibi Dini yang bernama Dita.

"Kak, ke rumah sakit sekarang, Ayah lagi sakit!"

Ibu diam. Ia hanya berpikir beberapa detik sebelum seseorang di seberang telepon menegurnya.

"Kak! Buruan kesini!"

"Kakak sibuk."

"Kak..."

"Dita... kamu kan ngerti."

"Tapi Ayah sakit. Ini keadaan genting, lho. Masa gak mau ketemu."

Ibu menghela napas panjang. Mencari kata kata yang tepat untuk membalas ucapan adiknya. "Nanti. Kakak ke sana sama Dini."

"Aku tunggu."

Panggilan berakhir. Ibu menutup panggilan itu sambil menatap pada layar ponselnya. Pikirannya menerawang tentang hal hal yang membuatnya enggan bertemu kedua orang tuanya hingga saat ini. Bertahun tahun ia menyimpan luka itu dan berusaha menutupinya, sekarang ia harus menghampiri sumber luka itu tercipta.

***

Setelah pekerjaanya selesai, ibu menunggu Mang Ali datang menjemputnya. Ibu meminta Mang Ali agar membawa Dini karena mereka akan langsung pergi ke rumah sakit.

Setelah Mang Ali sampai, ibu bergegas masuk dan meminta Mang Ali untuk pergi ke rumah sakit.

"Kita mau ke mana Bu?" tanya Dini.

"Kita ke rumah sakit. Kakek lagi sakit."

"Ada nenek?"

"Ada. Bibi juga ada."

"Aku gak mau! Mau pulang aja!"

"Sebentar aja sayang, habis itu kita pulang."

Lihat selengkapnya