Bu

imajihari
Chapter #10

Bab 10

"Non. Yakin mau ke rumah nenek?" tanya Mang Ali ragu saat tengah menyetir.

"Yakin, Mang."

"Wah... sekarang udah gak takut lagi ya?"

"Takut sih. Tapi aku ke sana buat ketemu Bibi. Bukan ketemu nenek."

"Tapi kan mereka satu rumah."

"Iya juga sih. Tapi ini keadaannya penting. Mamang tahu gak Bibi bakalan nikah?"

"Nikah? Wah... bagus atuh. Nanti ada pesta."

"Bagus kan Mang. Nah makannya sekarang aku mau ketemu Bibi. Aku mau minta bibi nyeritain seeeemuanya."

"Kalau Bibi udah ceritain. Non ceritain juga sama Mamang sama Bi santi oke?"

"Hmmm... oke. Oke."

Setelah menyetir cukup lama, Dini dan Mang Ali sampai dirumah nenek. Tempat yang disukai oleh kebanyakan anak lain karena mereka selalu diberi uang jajan atau makanan enak masakan nenek. Tapi untuk Dini, rumah nenek adalah salah satu hal yang cukup menakutkan.

Dini berjalan ke arah gerbang dan menekan belnya sambil menjinjing tas milik Bibi dan sebuah makanan dalam kantong kertas.

"Bi... Bibi..." panggil Dini agak berteriak.

Butuh beberapa kali bagi Dini untuk memanggil Bibinya sampai kemudian gerbang rumah pun terbuka. Tapi bukan Bibi yang menyambutnya, melainkan nenek. Melihat Dini berdiri di depan gerbang, nenek langsung menariknya menjauh dari sana dan berbicara padanya.

"Kamu ngapain dateng ke sini?"

"Ini Nek. Aku bawain tas Bibi yang ketinggalan di rumah. Sama ini makanan dari restoran ibu. Katanya buat nenek," jawab Dini tenang meski sebenarnya ia sangat takut.

"Ya sudah sini! Biar saya yang kasih," nenek membawa tas yang hendak Dini berikan pada Bibi.

"Bibinya ada Nek? Oh iya. Katanya Bibi mau menikah ya. Aku mau ketemu." Dini menengok ke dapam gerbang rumah kemudian berjalan ke sana untuk masuk. Tapi Nenek lekas menahannya.

"Eh eh eh. Jangan masuk. Jangan berani beraninya kamu masuk. Di dalam ada banyak tetangga. Mau ditaruh di mana muka saya?!"

"Aku cuma mau ketemu sama Bibi. Aku gak akan ganggu tetangga nenek." Dini kembali berjalan. Lagi lagi nenek menahannya.

"Pergi sekarang! Kamu bisa bikin malu! Semua tetangga saya di sini tahu kalau kamu itu anak haram! Bisa malu saya kalau kamu ada di sini!" Bentak Nenek. Tapi Dini tidak mengerti apa maksud ucapannya. Ia hanya ingin bertemu Bibinya. Tidak lebih.

"Tapi Nek. Aku mau ketemu Bibi." Dini memaksa masuk dan lagi lagi nenek menahannya tapi kali ini Nenek mendorongnya menjauh.

"Cepet pulang. Bibi kamu gak ada!"

Beruntungnya, Mang Ali yang beru memutar balikkan mobil langsung turun dan menghampiri Dini.

"Ayo Non. Kita pulang. Ibu nyariin," ucap Mang Ali sambil menarik tangan Dini.

"Tapi Mang-"

"Nanti ibu marah loh. Bisa bisa Non gak dikasih makan malam. Malah disuruh belajar. Udah, ya? Kita pulang."

Mang Ali pun membawa Dini masuk ke dalam mobil lalu menjalankannya agar mereka segera menjauh dari rumah itu.

"Haduh Non. Non kok berani datang ke kandang singa. Sudah. Sekarang kita pulang aja. Non mau mampir beli jajanan dulu?" tanya Mang Ali.

Lihat selengkapnya