Sinar mentari pagi mulai menyemburat, tanda hari benar benar sudah berganti pagi, terlihat gadis yang mulai beranjak besar tengah sibuk di dalam dapur rumahnya, ia ditemani sang ibu yang tengah membuatkan sarapan untuk keluarganya. dapur yang masih tradisional dengan hanya menggunakan pawon kalau orang desa bilang, tungku yang terbuat dari tanah liat yang dilubangi bagian atasnya, disana masih menggunakan kayu bakar sebagai bahan bakarnya dan belum beralih ke LPG, karena di Desa itu masih sangat jarang orang yang menggunakan LPG, bisa dibilang yang menggunakanannya hanya orang orang tertentu, seperti perangkat desa atau orang orang kaya saja. Sikha adalah gadis desa yang baru tamat sekolah SMP, ia menyiapkan diri untuk ke kota minggu depan, dimana ia sudah mendaftar beberapa hari yang lalu dan di antar oleh keponakannya yang bekerja di Kota dan mengerti rute Kota. Sikha memutuskan untuk kursus saja daripada untuk melanjutkan ke sekolah SMA, karena kemauan kedua orang tuanya dan iming iming akan di salurkan bekerja setelah lulus dari tempat kursusnya, Sikha sebagai seorang anak yang penurut hanya bisa mengiyakan permintaan kedua orang tuanya, ditambah lagi bapak dan ibunya yang sudah memasuki usia 50 tahun lebih kala itu, jelas Sikha tahu bagaimana kemampuan kedua orang tuanya untuk mencari uang, dengan berbekal uang dari penjualan hewan ternak bapaknya, Sikha akan memulai kursus di kota selama satu tahun mendatang.
"Nduk...jadi minggu depan kamu berangkat ke Kotanya?" Tanya ibu pada anak gadisnya, dimana saat itu Sikha baru saja lulus sekolah SMP, dan akan melanjutkan untuk kursus kesehatan saja, karena biaya nya yang lebih murah di bandingkan dengan biaya sekolah SMA sampai tamat, kerena kursusnya hanya 1 tahun saja ia lalui.
"Iya bu...semua sudah siap kok bu...tinggal bawa peralatan mandi saja." Ucap Sikha pada ibunya, sembari tangannya dengan lincah mengerjakan pekerjaan dapur yang lain. Usai dengan sarapannya, pagi itu, sang ibu mengajak Sikha untuk pergi ke warung dekat tempat tinggalnya untuk membeli beberapa alat sabun beserta keperluan Sikha yang lain selama di tempat kost, kemarin saat daftar ke kota dengan keponakannya, Sikha sekaligus mencari tempat kost kosan, hingga minggu depan saat ia dan bapaknya pergi ke kota, mereka sudah tahu tempat mana yang akan mereka tuju. Hari itu bapak Sikha sudah berangkat ke sawah, bapak hanya seorang petani biasa, namun ia bertani di sawah miliknya sendiri, tidak menjadi buruh tani seperti kebanyakan orang dengan cara bagi hasil.
"Sikha jadi ke kota mbak yu? sekolah apa dia disana? apa tidak sebaiknya sekolah disini saja? di SMA sini kan lebih menjanjikan kalau lulus langsung ingin kerja, kenapa susah susah kursus sampai ke luar Kota segala." Ucap penjual toko dengan rasa ingin tahunya pada ibu Sikha.