BUAH KESABARAN

Qolbie
Chapter #2

Hari yang berbeda

Setengah jam perjalanan keduanya menaiki angkot menuju ke terminal bus, hingga sampai terminal bapak dan Sikha memutuskan untuk segera turun dari dalam angkot dan berjalan menuju ke arah parkiran bus yang berderet berbaris mengekor siap untuk mengangkut penumpang.

"Nduk...kita naik yang bus ini kan?" Ucap bapak pada anak gadisnya, disana Sikha pun segera melihat sisi depan bus yang terdapat tulisan kota yang di tuju, dan di kota yang akan menjadi tujuan Sikha dan bapaknya tertulis disana.

"Iya pak...benar yang ini, ayo..." Ucap Sikha yang lalu mengajak bapaknya untuk naik ke dalam bus, hingga lima belas menit saja keduanya menunggu, akhirnya bus pun berangkat menuju kota tujuan. Satu setengah jam perjalanan di lalui dengan lancar, sampai tibalah kedunya di terminal bus kota yang di tuju, dan untungnya tempat kursus yang akan Sikha tempati pas tepat di depan terminal bus baru kota, hingga memudahkan bapak dan juga Sikha untuk mencari tempatnya, sedangkan Sikha pun masih ingat dimana tempat kost yang akan ia tempati. 250 an meter dari tempat kursusnya, segera bapak dan Sikha turun dari dalam bus, Sikha dengan senang menunjukan tempat kursusnya yang masih tertutup semua beberapa pintunya. Dan bapak pun terlihat senang mengamati setiap apa yang anak gadisnya itu sebutkan. karena memang si bapak yang baru sekali itu ke kota, dan belum tahu seluk beluk kota. Beberapa saat berjalan, tibalah keduanya di depan rumah yang besar dan menjulang tinggi dengan pagar besi yang di cat warna biru, segera saja Sikha yang diberi tahu sebelumnya oleh bu kost untuk langsung saja masuk kedalam, ia pun dengan segera membuka pintu pagarnya yang tidak di kunci dan masuk begitu saja, ternyata setelah bapak Sikha masuk, disana nampak lega dan berderet kamar kamar yang berjajar, terlihat dari pintu pintu ruang kamar yang ada di setiap ruangannya, Sikha segera meminta sang bapak untuk duduk di tempat duduk yang kemarin ia duduki saat datang ke tempat itu. Diujung deretan kamar di kanan kiri yang membentuk lorong, terdapat mushola kecil, dan di sebelahnya lagi adalah dapur ibu kost, dan di sebelahnya ada dapur untuk anak ank kost yang di sediakan ibu kost jika mereka meginginkan untuk masak sendiri, namun hanya ada satu kompor dengan dua tungku, dan satu gas LPG kecil disana, di sebelahnya lagi ada tempat cucian dan cuci piring, barulah di penghabisan ada beberapa kamar mandi, 3 khusus untuk mandi saja dengan bak mandi kotak besar, dan tiga lagi ada tempat untuk buang air besar, kamar kamar mandi itu berderet memanjang seperti halnya kamar kost yang Sikha dan bapknya lihat di depan tadi, di depan kamar mandi tepat adalah pelataran untuk menjemur pakaian, disana lengkap dengan alat jemuran dan kawat jemuran.

"Bu..." Sapa Sikha pada beberapa orang yang terlihat tengah sibuk di ruang dapur, dan tepat sekali, ternyata memang benar, disana ada ibu kost dan juga anak perempuannya yang sudah menikah dan mempunyai dua anak. Sedangkan bapak kostnya masih bekerja di dinas perhubungan, tepatnya di dalam terminal bus dekat rumah kostnya, dan suami anak perempuan ibu kost ternyata seorang guru yang saat itu sedang mengajar.

"Loh...ini..." Ucap bu kost yang sedikit mengingat ingat siapa gadis yang tengah memanggilnya itu.

"Sikha bu...saya datang dengan bapak..." Ucap Sikha sopan dan halus dari tutur katanya.

Lihat selengkapnya