Di bawah pohon rindang ini,kursi kayu tua yang kini napak tak terawat,dan angin musim semi ini mengingatkanku,bahwa 30 tahun yang lalu pernah ada seorang wanita yang mencintai seorang pria lebih dari dirinya sendiri,angin musim semi berhembus membelai wajah dan rambutku dengan lembut,seperti mereka sedang ingin mengatakan sesuatu padaku sebuah rahasia tentang rasa sakit dan air mata yang terselumbung di balik tawa dari seseorang,ku jelajahi tiap sisi kursi taman tua untuk mencari memori yang kini terkikis beriringan dengan waktu yang berjalan.Kudapati sebuah nama di balik kursi taman tua itu,sebuah nama yang tidak asing bagiku,ku genggam erat sebuah buku harian bersampul hitam,dengan menahan air mata yang tertumpuk di pelupuk mata,buku harian tua yang setiap lembarnya kini terlepas,aku berjalan menuju kursi dan duduk disana.Pelan-pelan aku membuka buku harian itu,terukir sebuah nama pemilik buku harian itu,aku mencoba menarik napas dan perlahan membukanya,kudapati pada lembar pertama tertulis JUMPA 27 Januari 1990.
Saat aku berusia 10 tahun aku berjalan menyusuri taman untuk mencari kucing kesayanganku,namanya pitus.Bukanya bertemu pitus aku mendengar suara anak laki-laki menaggis,saat itu hujan sangat deras,ketika mendengar suara tanggisan itu,aku langsung menyusuri asal suara,ternyata aku bertemu dengan seorang anak laki-laki yang menangis sendirian di bawah pohon,anak itu duduk dikursi taman,dengan tubuh basah terguyur hujan,tanpa tersadar aku melangkah menghampirinya.
“Hei kau kenapa,mengapa kau terlihat bersedih,apakah kau sedang menunggu seseorang???.” Anak itu masih saja menunduk sambil menaggis,aku tidak tega meninggalkan ia menagis terseduh-seduh di bawah hujan deras,aku mencoba untuk mengajaknya berbicara, “Heiiii,apa kau tidak bisa mendengar,atau kau bisu???.” Sambil menggoyangkan tubuhnya yang semakin basah kuyub, “Bisakah kau bicara,kau anak laki-laki yang aneh,katakan padaku apa ada yang menggangumu???.” Anak itu masih saja menaggis tanpa memperdulikan suaraku.
Tiba-tiba ada suara,itu adalah suara kucingku pitus,ternyata kucingku berada di bawah kursi yang anak laki-laki itu duduki,langsung saja aku menggambil kucingku yang berada di bawah kursi itu.Karena mendengar suara kucingku anak laki-laki itu berhenti menggis, dan berusaha mencari asal suara kucing itu,dia tersenyum dan mulai tertawa karena melihat aku yang sedang masuk kedalam kolong kursi untuk menggambil kucing,anak laki-laki itu semakin tertawa karena dia melihat wajahku yang kini terlihat kotor karena terkena becek di bawah kursi.Setelah berhasil menggambil kucingku,aku menatap heran pada dirinya “Mengapa kau tertawa seperti itu setelah melihat wajahku,apa ada yang salah dengan wajah manisku ini???.” Dengan senyum manis andalanku aku membanggakan wajah manisku padanya.
“Ya,ada yang salah dengan wajah manismu.” Ia berbicara sambil tertawa terpingkal-pingkal.
“Oh benarkah???.” Aku mulai menyentuh wajahku,dan betapa aku terkejut ketika tanggan ku penuh dengan lumpur,akupun mulai ikut tertawa bersamanya, “Hahahahahahaha.” Aku tertawa dengan keadaan menggendong kucing kesayanganku,dan kini kami mulai tertawa bersama-sama.ketika aku mulai melihat wajahnya tersenyum untuk pertama kalinya,aku mulai menyukainya, sangat terlihat manis dengan lesung pipi yang ia miliki.Langsung saja aku memperkenalkan diriku padanya.
“Namaku yonna,yonna afifa khairunnisa,yonna untuk bungga tertai,dan afifah khairunnisa untuK lembut dan sebaik-baiknya wanita,tapi kau boleh memanggil ku yonna.” Aku mulai mengulurkan tangganku untu mengawali perkenalan.