Beberapa lembar telah ku baca,dan kini aku masuk ke lembar selanjutnya,terdapat di lembar kertas yang telah terlepas dari sampulnya,tertulis tanggal 16 Oktober 1995.Terdapat tulisan tanggan yang tinta-tintanya kini memudar,dan membuat ku sedikit sulit mengetahui apa yang ia tulis,namun dengan sabar,aku mencoba memahami apa yang dituliskan didalam lembaran buku hariannya.
Sudah 5 tahun kami menjadi sahabat,kami begitu tau watak dari diri masing-masing,kami kini telah menjadi siswa SMP yang duduk dibangku kelas 9,aku tidak pernah mengerti mengapa aku selalu ingin bersama damar untuk waktu yang lama,ketika ia tak datang sekolah karena sakit atau suatu hal,aku menjadi khawatir,dan suasana hatiku menjadi buruk,di sekolah aku tidak akan terlihat bahagia karena tak ada keberadaanya,aku selalu berfikir mungkin ini karena perasaan ke khawatiran sahabat pada sahabat lainya,namun itu semakin aneh ketika aku merasa cemburu ketika melihat damar akrab bersama gadis lain,hingga aku menyadari ini bukan perasaan biasa pada sahabat melainkan ini cinta,aku sedang jatuh cinta.
Malam tanggal 16 Oktober,terdapat berita di beberapa stasiun tv,bahwa akan ada fenomena bintang jatuh,yang akan terlihat jelas dilangit kotaku,cepat saja malam itu aku langsung menelfon damar,aku ingin sekali menikmati bintang jatuh bersamanya.
“Hallo.” Suara berat milik pria muda yang sangat familiar kudengar.
“Hallo damarrrrr,apa kau sibuk malam ini???.” Sedikit berteriak karena rasa bahagia.
“Apa kau bisa berbicara pelan-pelan,kupingku sakit mendengar suara cemprengmu.” Nada suaranya marah padaku,dan melanjutkan pembicaraanya, “Ya,aku tidak sibuk malam ini,memangnya ada apa???.” Dengan suara sedikit ketus padaku.Aku begitu tauh sifatnya,ia tak pernah berbicara lembut padaku,ia selalu marah setiap kali aku melakukan sesuatu yang menurutnya itu salah,namun bagaimana lagi aku sudah jatuh cinta padanya,aku selalu mencoba tersenyum meski ia marah padaku.
“Hahahahahahaha,maaf dam aku hanya sedang sangat bahagia saat ini.” Tertawa lebar untuk menutupi sedikit rasa sakit setiap kali ia membentakku.
“Dasar bodoh!!!.” Panggilan yang sangat melekat pada diruku darinya,namun aku bahagia untuk panggilan itu,menurutku itu panggilan kasih sayang darinya.
“Apa kau mau menemaniku, untuk melihat bintang jatuh sekarang??.” Dengan suara manja untuk bisa membujuknya.
“Oke,dimana memangnya???.” Gaya bicara cuek khas miliknya.
“Oh benarkah dam, kau akan menemaniku melihat bintang jatuh???,dan untuk tempat kita bertemu di taman biasa.” Dengan nada suara yang tak percaya,ia mau menurutuki,karena setiap kali aku meminta bantuan ia akan menolak.
“Iya,cepatlah aku tidak ada banyak waktu karena jam 11 malam aku harus balik kerumah untuk mengerjakan pr.”
“Siap bos!!!.” Tak butuh waktu lama,setelah mengakhiri pembicaraan dengan damar,aku langsung ijin pada ayah ibu untuk keluar tanpa membawa jaket atau selimut.
Sampai di taman tempat aku dan damar biasa bertemu,belum terlihat damar disana,aku duduk sendiri dikursi taman sambil menunggunya,beberapa kali ku lihat jam di tangan,suasana malam ini sangat dingin,begitu bodohnya akau tidak membawa jaket atau selimut,namun dengan sabar aku menunggunya berharap ia cepat datang,ku lihat lagi jam di tanggan, tak menyangka aku menunggunya selama satu jam,namun aku mencoba meyakinkan diri untuk menunggunya sebentar lagi.Ternyata kesabaranku mebuahkan hasil,damar datang meski ia membuatku menunggu selama satu jam,terlihat dari jauh bahwa ia mengenakan syal berwarna biru dongker tertanggal pada lehernya.
“Maaf membuatmu menunggu,apa kau sudah dari tadi disini???.”
“Oh tidak !!!,aku juga baru sampai,hanya sekitar tiga menit aku menunggumu disini.” Tersenyum menyembunyikan rasa dingin yang kutahan pada malam ini.