Setelah kemarin,seharian dirumah karena sakit,aku merindukan suasana sekolah baruku,dan kedua teman baruku.Pagi kuawali dengan suasana bahagia,aku bersiap-siap menggunakan seragam putih abu,kearin adalah hari terakhir MOS,sehingga hari ini aku akan mencari kelas,dan kuharap aku akan satu kelas lagi dengan damar.Setelah aku berpakaian,aku berdiri di depan jendelaku,aku menengok kearah jalan yang biasa damar lewat,benar saja damar datang menggunakan sepedanya,tapi ada yang beda,ia datang bersama gladis yang ia bonceng di belakangnya.
Kulihat sepeda itu bukan milik damar,sepeda berwana pink soft,aku yakin itu sepeda gladis.Dibelakang,gladis memeluk erat damar dari belakang,sungguh berbeda saat denganku,damar bersamaku selalu bersikap dingin dan jarang tersenyum,tapi berbeda kemarin dan sekarang,ia terlihat bahagia dan sangat nyaman dengan perlakuan gladis padanya.Suasana yang tak pernah kami rasakan setelah beberapa tahun berteman,sampai sekarang saja aku tak pernah tau sehangat atau sedingin apa tanggan damar,aku baru sadar kami tak pernah saling menyentuh layaknya sahabat sejati lainnya,sejenak aku hanyut dalam lamunan,namun tiba-tiba kepalaku sangat sakit hingga hidungku mengeluarkan darah,aku dengan cepat berlari menuju kamar mandiku.
Dikamar mandi, aku melihat dari kaca wajahku begitu pucat dan hidungku mengeluarkan darah,dengan cepat aku membersikahnya,dan bergegas menggunakan lipstick pada bibirku,untuk menutupi bibir dan wajah pucatku.Tak lama kemudian,ibu memanggiku dari bawah.
“Yonnaaaa,ayo cepat turun sayang,damar dan gladis sudah datang.”
“Iya bu,yonna sebentar lagi turun,lagi pake sepatu sebentar.” Masih di depan kaca kamar memakai lipstick.
Saat aku turun,sakit kepalaku kini menghilang,aku mencoba terlihat baik-baik saja.Aku melihat damar dan yonna sudah duduk di meja makan,bersama adekku dimas.
“Ayo sayang duduk sarapan dulu,kita sarapan bersama.”
“Ibu,mana ayah???.” Berjalan kearah meja makan.
“Ayah ada urusan mendadak di kantor,jadi pagi-pagi sekali sudah berangkat.Ngak perlu khawatir kata ayah,ayah akan makan dikantor.”
“Kak yon,duduk disamping dimas.” Tersenyum manis padaku.
“Hai,yon bagaimana hari ini,kau siap untuk mencari kelas???.” Sambil mengunyah roti yang ia genggam.
“Iya,sudah siap kok.” Tersenyum datar.
“Terimakasih banyak tante,udah mau ngajak sarapan bareng gladis dan damar.”
“Iya,ngak apa-apa,damar juga udah biasa datang sarapan disini sejak kecil,malah tante senag,meja makan pagi ini rame,lain kali gladis sarapan aja disini.” Tersenyum ramah sambil meeletakkan susu di depanku.
“Iya gladis,masakan tante itu enakkk sekali,kalah deh chef chef di dunia.”
“Bisa aja kamu dam.”
“Iya dek.” Dengan kaget aku sadar dari lamunanku.
Percakpan hangat yang ada di depanku,tak ku dengar dengan baik,aku masih memikirkan mengapa kepalaku sangat sakit hingga hidungku mengeluarkan darah.Aku kini hanyut dalam lamunanku sendiri,hingga panggilan dari ibu tak kudengar,hingga dimas adek kesayanganku,menggoyangkan bahuku sambil memanggilku, “Kak yon,kak yon.” Menggoyangkan bahuku pelan.
“Kak yon kenapa melamun,ibu dari tadi manggil kak yon,kenapa ngk di makan rotinya???.”
“Pasti kau berpikir,bagaimana bisa sekelas dengankukan???” Kata damar meledekku.
“Iya.” Sambil tersenyum pelan untuk hanya mengiyakan perkataan damar.
Tak lama waktu menunjukan 06.30,ibu mulai menyadarkan kami untuk segera bergegas menuju kesekolah.Di depan rumah,aku berpisah dengan ibu,yang pergi mengantar adekku dimas.Aku,damar dan gladis masih berdiri di depan rumah.
“Bagaimana ini,sepeda hanya satu,dan kalian berdua sama-sama tak tau cara mengayuh sepeda.” Kata damar sambil mengaruk kepalanya.
“Kau pergi saja bersama gladis,aku bisa berjalan menuju sekolah.” Kataku pada damar dan gladis.
“Tapi yon,kau kan baru sembuh dari sakit,apa tidak sebaiknya kau yang naik sepeda??,gladis bisa kok pergi sekolah jalan kaki.”
“Tak perlu,aku bisa jalan kok,lagian kau orang baru didaerah ini,akan menjadi bahaya jika kau akan diganggu oleh orang disini,aku sudah tau sekali daerah ini.”
“Tapi yon,benar kau akan jalan kaki???.” Tanya damar untuk menyakinkannya.
“iya dam,aku sudah terbiasa jalan kaki sejak kecil,jadi bukan masalah bagiku.”
Kini damar dan gladis yakin denganku,dan mereka berjalan berdua mengunakan sepeda,dan kini aku sendiri berdiri di tepi jalan.Aku berjalan dengan pelan untuk menjaga agar aku mampu sampai sekolah,aku berusaha agar tubuhku tidak lemas.Dengan semangat menuju sekolah,aku akhirnya sampai di sekolah,dari jauh aku melihat damar dan gladis sudah berada di parker sepeda,dan kedua teman baruku sedang menungguku di gerbang sekolah dengan senyum bahagia.Syila dan lail melambaikan tangan kepadaku,dan aku membalasnya dengan senyum dan lambaiyan tangan.Syila berteriak memanggil namaku.
“Yonnaaaaaa!!!!.” Melambaikan tangan dengan senyum lebar.
Dan aku kini sudah berada di depan gerbang,mereka memelukku dengan erat,kemudian damar datang bersama gladis,iya mengajakku untuk pergi mencari kelas bersama.Tiba-tiba damar menggengam tanganku untuk pertama kalinya,untuk membantuku berjalan,hal itu yang membuat syila,lail,dan gladis terkejut.Aku menjadi tersipu,karena ini menjadi pertama kalinya damar menggengam tanganku,namun tak diduga,gladis meminta damar untuk mengantarnya ke uks.
“Dam,tolong antarin aku ke uks,aku merasa tidak enak badan.” Memegang keningnya,dan terlihat lesu.
“Iya,tapi kita bantu yonna cari kelasnya dulu.” Masih menggengam tanganku.“Yonnakan ada dua temannya yang bisa membantunya,aku tidak memiliki teman selaik kau damar,tolong ya,aku merasa sangat pusing.”
“Iya dam,aku bisa dibantu oleh syila dan lail,jadi kau tak perlu khawatir.”
“Yakan,yonna saja tidak merasa keberatan,ayo dam.” Melepaskan tangganku dan damar,dan menarik damar menjauh dariku.
Kini damar berjalan bersama gladis,dan gladis mengenggam erat lengan tangan damar.
Dari tingkah laku gladis membuatku merasa ada yang bedea pada dirinya,ia seperti berbeda.Hal itupun di utarakan oleh syila yang langsung penyampaikannya padauk dan lail, "Apa jkalian lihat itu,gladis terlihat berbeda sekali hari ini,kupikir ia gadis yang baik tapi terlihat sekarang kalua ia menunjukkan ketidak sukaannya padamu yon." Masih menatap gladis dan damar yang pergi.
"Ah sudahlah,dari pada kita memikirkan hal-hal aneh yang tidak bermanfaat lebih baik kita pergi mencari kelas." Menarik lengan kedua temanku.
Saat berkeliling mencari kelas,lail bertanya padauk dan syila, "Emmm,kalian berdua berharap masuk kelas mana???."
"Kalau aku,ingin masuk satu kelas bersama dengan kalian berdua." Jawab syila dengan cepat.